FK-KMK UGM. Academic Health System Universitas Gadjah Mada (AHS UGM) bersama Rumah Sakit Akademik UGM menyelenggarakan kegiatan Gathering Ambulans Non Rumah Sakit bertema “Penguatan Jejaring Ambulans dalam Sistem Rujukan Terpadu di DIY”, yang dilaksanakan pada Sabtu, 6 Desember 2025, di Auditorium Kresna RSA UGM. Kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat jaringan layanan kegawatdaruratan, menjawab kebutuhan daerah terhadap sistem rujukan kesehatan yang lebih terstruktur, cepat, dan responsif dalam menghadapi berbagai kondisi darurat.
Penguatan jejaring ambulans menjadi aspek penting dalam pengembangan sistem rujukan terpadu yang mampu menangani kasus darurat secara cepat, tepat, dan aman. Pengalaman penanganan pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa ambulans, termasuk yang dikelola komunitas dan organisasi non-pemerintah, memiliki kontribusi signifikan terhadap kesiapsiagaan bencana kesehatan. Melalui kegiatan ini, AHS UGM mendorong kolaborasi lintas sektor sekaligus memperluas kapasitas sumber daya manusia yang berperan sebagai pelaksana layanan ambulans di lapangan.
Kegiatan ini diikuti sekitar 200 pengemudi ambulans non-emergency dari berbagai kabupaten dan kota di DIY. Seluruh peserta memperoleh penguatan kompetensi melalui sejumlah materi yang disiapkan untuk meningkatkan profesionalisme para pengemudi sebagai garda terdepan penanganan kegawatdaruratan. Materi tersebut mencakup safety driving, regulasi layanan ambulans, komunikasi efektif selama proses rujukan pasien, serta pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi situasi darurat. Peningkatan keterampilan ini diharapkan mendukung terwujudnya layanan ambulans yang berstandar, aman, serta berorientasi pada keselamatan pasien.
Sejumlah narasumber kompeten hadir memberikan pembekalan, antara lain Yuswanto Ardi, S.H., S.I.K., M.Si dari Direktorat Lalu Lintas Polda DIY yang memaparkan praktik terbaik safety and defensive driving. Materi terkait regulasi pelayanan ambulans non-emergency disampaikan oleh Kudiyana, SKM., M.Sc dari Dinas Kesehatan DIY. Selain itu, dr. Akhmad Suryonurafif, Sp.BS dari RSA UGM menjelaskan pentingnya komunikasi efektif dalam proses rujukan pasien. Penguatan kemampuan teknis juga diberikan melalui pelatihan pertolongan pertama dan BHD oleh dr. Firman Fauzan Arief Lutfie, Sp.JP.
Selain sesi pemaparan materi, peserta mengikuti diskusi interaktif serta simulasi terbatas penerapan Bantuan Hidup Dasar yang dipandu tim fasilitator. Pada sesi ini, para pengemudi memiliki kesempatan mempraktikkan teknik penyelamatan dasar yang dibutuhkan dalam skenario kegawatdaruratan sebelum pasien mendapatkan perawatan lanjutan di fasilitas kesehatan. Pendekatan praktis ini memperkuat kesiapsiagaan para driver dalam menghadapi berbagai kondisi lapangan.
Kegiatan ini mencerminkan komitmen AHS UGM untuk memperkuat sistem tanggap darurat dan rujukan terpadu melalui kolaborasi multipihak dan peningkatan kapasitas tenaga operasional ambulans. Upaya ini turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yaitu SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui peningkatan kualitas layanan kegawatdaruratan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui penguatan kapasitas dan pelatihan bagi para pengemudi ambulans, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui pengembangan jejaring kolaboratif antara lembaga kesehatan, pemerintah, dan komunitas dalam membangun sistem rujukan yang lebih terintegrasi.
Kegiatan Gathering Ambulans Non Rumah Sakit yang diselenggarakan AHS UGM dan RSA UGM menjadi langkah strategis dalam memperkuat sistem rujukan dan layanan kegawatdaruratan di DIY. Melalui materi komprehensif, simulasi praktis, dan kolaborasi lintas institusi, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas pengemudi ambulans, tetapi juga memperkuat fondasi sistem kesehatan daerah dalam menghadapi situasi darurat secara lebih cepat, aman, dan terkoordinasi. (Kontributor: Resha Ayu).




