FK-KMK UGM. Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgin) FK-KMK UGM menyelenggarakan talkshow pengabdian masyarakat bertajuk “Dari Kampus untuk Negeri: Menjembatani Ilmu dan Pengabdian Residen Obstetri dan Ginekologi untuk Nusantara” pada Jumat (25/7/2025) di Auditorium Gedung Pascasarjana Tahir Foundation, Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi wadah berbagi kisah para alumni dan residen mengenai perjuangan mereka dalam memberikan layanan kesehatan di wilayah tertinggal, terluar, dan perbatasan (3T).
Talkshow ini menggambarkan perjalanan para tenaga medis muda yang mengabdikan diri di berbagai pelosok negeri. Acara ini juga menjadi momen istimewa penyerahan brevet bagi para dokter spesialis dan subspesialis Obstetri dan Ginekologi yang telah menyelesaikan pendidikan mereka. Brevet tersebut bukan hanya simbol kelulusan, tetapi juga bentuk penghargaan atas dedikasi, keberanian, dan kerja keras mereka dalam memperjuangkan kesehatan ibu dan anak di daerah yang membutuhkan.
Dipandu oleh dr. Ahsanudin Attamimi, SpOG.Subsp.KFm., M.Med.Ed., talkshow menghadirkan sejumlah narasumber inspiratif, di antaranya dr. Meydita Fauzia Putri Insani dari RSUD Encik Mariyam, dr. Ratri Wulandari dari RSUD Dayaku Raja, dr. Hindun Wildani Wahab dari RSUD Supiori, serta dr. Maria Lisbeth Howay, peserta didik asal Papua yang membawa semangat membangun kembali tanah kelahirannya. Dalam suasana penuh empati, para narasumber menceritakan tantangan nyata di lapangan seperti keterbatasan fasilitas kesehatan, akses yang sulit, serta pentingnya memahami nilai-nilai budaya lokal dalam pelayanan medis.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM, dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D., menyampaikan bahwa pengabdian tersebut bukan sekadar tugas profesi, tetapi juga cerminan keberanian dalam menjaga harapan masyarakat di daerah terpencil. Sementara itu, Ketua Departemen Obgin FK-KMK UGM, Dr. dr. Ardhanu Kusumanto, SpOG (Subsp Onk), menegaskan bahwa hingga kini program pengabdian residen telah menjangkau 19 provinsi, 47 kabupaten, dan 48 rumah sakit umum daerah, mencerminkan komitmen UGM dalam mencetak dokter yang berkompeten sekaligus berjiwa sosial tinggi.
Sebagai bentuk pengakuan nasional, Kementerian Kesehatan RI menganugerahkan FK-KMK UGM sebagai fakultas terbaik dalam penempatan residen senior di daerah DTPK. Namun bagi para dokter, kebanggaan sejati bukanlah pada penghargaan, melainkan pada setiap kehidupan yang terselamatkan dan harapan yang tumbuh di tengah keterbatasan.
Pengiriman residen ini selaras dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dengan meningkatkan akses layanan kesehatan ibu dan anak di wilayah 3T, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui integrasi pengabdian masyarakat dalam proses pendidikan kedokteran, serta SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan dengan upaya pemerataan tenaga medis di daerah tertinggal dan perbatasan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Kegiatan ini menegaskan bahwa FK-KMK UGM tidak hanya mencetak dokter dengan keunggulan akademik, tetapi juga membentuk insan yang berempati, berani, dan siap hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan. Dari kampus di Yogyakarta hingga pelosok nusantara, semangat pengabdian itu terus menyala sebagai bukti nyata bahwa ilmu kedokteran sejati tumbuh bersama nilai kemanusiaan. (Kontributor: Munjayati).




