FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Kepulauan menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pelayanan Antenatal Care (ANC) serta penggunaan USG dasar bagi para dokter umum dan bidan dari seluruh puskesmas di wilayah tersebut pada Rabu (14/05). Kegiatan ini menghadirkan dr. Desti Monasari, residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Obstetri dan Ginekologi FK-KMK UGM, sebagai salah satu pelatih utama dalam pelatihan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil di daerah terpencil
Kegiatan ini menjadi bagian dari pengabdian dan pelayanan dr. Desti selama penugasan di RSUD Konawe Kepulauan periode Januari–Juni 2025. Saat ini, rumah sakit tersebut belum memiliki dokter spesialis kebidanan dan kandungan tetap. Keterbatasan ini mendorong dilibatkannya residen semester akhir untuk memperkuat layanan, sekaligus mengurangi kebutuhan rujukan ke rumah sakit kota yang memerlukan waktu tempuh hingga 3,5 jam perjalanan laut.
Materi pelatihan yang berlangsung di aula Dinas Kesehatan mencakup prinsip dasar pelayanan ANC sesuai standar nasional dan WHO, deteksi dini risiko kehamilan, serta penggunaan USG portable untuk skrining awal. Pelatihan juga disertai praktik langsung menggunakan USG dasar, sehingga tenaga kesehatan dapat lebih percaya diri dan kompeten dalam menggunakannya secara mandiri.
Selama bertugas, dr. Desti menemukan bahwa cakupan ANC di wilayah ini masih rendah, dan banyak ibu hamil belum mendapatkan pemantauan kehamilan yang memadai. Kondisi ini menyebabkan keterlambatan diagnosis komplikasi yang berisiko pada ibu dan janin. Keterbatasan pengetahuan tenaga kesehatan dalam memanfaatkan alat USG menjadi hambatan utama. Sebagai tindak lanjut, Dinas Kesehatan setempat menggagas program “Pelayanan USG Dasar Bergerak” yang akan menyasar seluruh puskesmas untuk mendekatkan pelayanan, sekaligus menjadi media pembinaan berkelanjutan bagi petugas medis.
Upaya ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera yang menargetkan penurunan angka kematian ibu dan bayi melalui layanan kesehatan berkualitas. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui pelatihan tenaga medis, SDG 5: Kesetaraan Gender karena fokus pada kesehatan perempuan, serta SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan melalui pemberdayaan wilayah tertinggal. Keterlibatan berbagai pihak dalam program ini memperkuat sinergi lintas sektor sesuai semangat SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis kebutuhan lokal, FK-KMK UGM terus berkontribusi nyata dalam peningkatan layanan kesehatan di daerah 3T dan mendorong pencapaian target pembangunan kesehatan nasional. (Kontributor: dr. Desti Monasari).