FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada kembali menyambut kedatangan akademisi dunia, Prof. Margret Lepp, RN, RNT, PhD, dari University of Gothenburg, Swedia. Selama hampir dua pekan, mulai 4 hingga 13 Agustus 2025, Prof. Margret hadir di Yogyakarta untuk terlibat aktif dalam berbagai agenda penguatan Tridharma Perguruan Tinggi di Departemen Keperawatan FK-KMK UGM. Kegiatan ini berlangsung dalam bentuk diskusi riset, pendampingan penulisan artikel ilmiah, hingga keterlibatan sebagai pembicara kunci dalam konferensi internasional.
Sejak tahun 2006, Prof. Margret dikenal luas sebagai tokoh penting dalam pedagogi perawatan kesehatan dan pengembangan kepemimpinan di bidang kesehatan. Saat ini, ia menjabat sebagai Professor Emerita di Sahlgrenska Academy, University of Gothenburg, sekaligus Adjunct Professor di FK-KMK UGM. Bukan kali pertama beliau datang ke Yogyakarta, hampir setiap tahun Prof. Margret secara konsisten hadir untuk berbagi pengetahuan dan memperkuat jejaring akademik dengan civitas akademika FK-KMK UGM.
Dalam kunjungan tahun 2025 ini, agenda Prof. Margret terbilang padat. Ia memberikan bimbingan dalam riset kolaboratif lintas institusi, mengadakan konsultasi untuk dosen terkait penulisan artikel ilmiah, serta menjadi narasumber utama pada The 5th International Joint Conference on Nursing Science (IJCNS) yang diselenggarakan pada 7–8 Agustus 2025. Kehadiran beliau di forum internasional tersebut semakin menegaskan komitmen FK-KMK UGM dalam menjalin kolaborasi global, sekaligus membuka ruang bagi pertukaran pengetahuan di bidang keperawatan.
Di sela aktivitas akademiknya, Prof. Margret menyempatkan diri mengunjungi Museum Bio-Paleoantropologi FK-KMK UGM. Didampingi oleh Dismas Rienthar, beliau menelusuri koleksi fosil dan rekam jejak evolusi kehidupan, termasuk perjalanan panjang manusia purba hingga peradaban modern. Antusiasme Prof. Margret begitu jelas terlihat, seolah setiap fosil yang ia saksikan menghadirkan potongan kisah sejarah yang hidup kembali.
Bagi pengelola museum, kunjungan tokoh akademik dunia seperti Prof. Margret menjadi dorongan semangat baru. Selain memperkuat eksistensi museum sebagai pusat edukasi dan riset, kunjungan ini juga memperluas jejaring internasional. Hal ini selaras dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan semakin seringnya kunjungan akademisi dunia, Museum Bio-Paleoantropologi UGM diharapkan kian dikenal luas dan memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan lintas disiplin dari Yogyakarta untuk dunia. (Kontributor: Ilham Novitasari).




