FK-KMK UGM Menggelar International Postgraduate Symposium 2023

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM melaksanakan IPGS (International Postgraduate Symposium) 2023 dengan mendatangkan international speaker dari 5 negara. Kegiatan bertemakan Translating Medical Research and Innovation into Improved Patient Care yang dilaksanakan pada Jumat (18-19/8) di Auditorium FK-KMK UGM.

Prof. dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D. (Presiden Direktur BPJS) dan Prof. Maurice van Steensel (Nanyang Technological University) menjadi keynote speaker dalam agenda symposium. Symposium ini membahas translasi riset medis dan inovasi ke dalam perawatan pasien yang lebih baik, yang sesuai dengan SDGs 3 untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan yang baik bagi semua orang, di semua usia.

Prof. Ali Gufron menyampaikan materi “National Financing Policy for Precision Medicine”. Dirinya menjelaskan bahwa ada tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek dalam pengembangan kebijakan terkait precision medicine di Indonesia.

“Tujuan jangka pendek meliputi penggunaan kombinasi terapi, pengetahuan untuk mengatasi resistensi obat, serta uji klinis inovatif atau obat yang ditargetkan untuk kanker anak dan dewasa. Sedangkan tujuan jangka panjang meliputi farmakogenomik tingkat lanjut, mengidentifikasi target baru untuk pencegahan, dan menentukan dasar ilmiah obat presisi untuk berbagai penyakit,” jelas Prof. Ali Gufron.

Ketersediaan obat menjadi tantangan terbesar JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) saat ini. “BPJS Kesehatan seharusnya memiliki peningkatan peran dalam hal ketersediaan obat untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien,” tambahnya.

Dalam keynote speaking yang kedua, Prof. Maurice menyampaikan materi “Experience of Bench-to-bedside” The Utility of Use-inspired Basic Science”. Prof. Maurice memberikan paparan mengenai salah satu 10 gangguan yang paling umum terjadi pada manusia, yaitu jerawat.

Pertumbuhan eksplosif kelenjar minyak pada masa pubertas menyebabkan munculnya jerawat sporadis. Jerawat sporadis adalah jerawat yang terjadi secara tidak teratur di beberapa tempat tertentu.

“Senyawa berminyak yang dihasilkan kelenjar sebasea disebut dengan sebum. Kehadiran sebum sangat penting untuk melumasi kulit dan membantunya agar resisten terhadap air,” jelas Prof. Maurice. Kelenjar minyak yang terus berkembang harus dibersihkan secara berkala supaya pori-pori tidak tersumbat dan menyebabkan jerawat.

Dihari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan lomba debate competition, research pitch contest, dan poster competition yang diikuti oleh mahasiswa Program Studi Pascasarjana dan Program Studi Dokter Spesialis dengan total peserta kompetisi sebanyak 69 mahasiswa. Pemenang debat diraih oleh Grup 7 (Dita Azka Nadhira-PPDS Ilmu Kedokteran Jiwa, Nikko Vanda Limantara-PPDS Dermatologi dan Venereologi, dan Lenggana Relung Atmadi-Magister Ilmu Biomedik) sebagai 1st winner, diikuti Grup 1 (Wahyu Triadmajani-Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Achmad Kevin Ismandhani-PPDS THT, Bedah KL, Indira Utami Yusuf-PPDS Patologi Anatomi, dan Siti Rizki Fauziah-PPDS Kedokteran Keluarga dan Layanan Primer) dan Grup 4 (Mayza Candhani Kusumasari-PPDS Patologi Kinik, Fatkhati Saida Rahma-PPDS Ilmu Kesehatan Mata, Timothy Imanuel Maranatha-PPDS Radiologi, dan Hafis Widakdo Sugiarto-PPDS Dermatologi dan Venereologi).

1st winner research pitch contest yaitu dr. Dhite Bayu Nugroho dari PPDS Ilmu Penyakit Dalam, dilanjutkan Mohammad Rizki Pratama dari PPDS Radiologi dan Thomas Edison Prasetyo dari PPDS Orthopaedi dan Traumatologi. Juara favorit diraih oleh Novenda Agryanto Heryanto Putra dari PPDS Ilmu Kedokteran Jiwa. Mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat memborong juara poster competition, juara 1 diraih oleh Ichlasul Amalia, dilanjutkan Deandra Ardya Regitasari Sutoyo sebagai juara 2, dan Afifah Patriani juara 3. Symposium ini merupakan bentuk pendidikan tinggi berkualitas, yang mendukung pencapaian SDGs 4 untuk memastikan pendidikan inklusif, berkualitas, dan merata, serta kesempatan belajar seumur hidup untuk semua orang. Selain itu melalui lomba debate, research pitch contest, dan poster competition, symposium ini juga berkontribusi pada SDGs 8 untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang. (Nirwana/Reporter. Editor: Yampa Eksa Daidella Ghilari)