FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menerima kunjungan dari Australia Catholic University pada hari Jumat (31/5) di Gedung Pascasarjana Tahir Foundation, FK-KMK UGM.. Pertemuan ini dihadiri oleh delegasi Australia Catholic University, Professor Abid Khan (Deputy Vice-Chancellor (Research and Enterprise)), Professor Phil Parker (Pro Vice-Chancellor (Research), Professor Leonidas Karagounis (Professor of Research Translation & Enterprise), dan Michelle Lopez (Director, Graduate Research School).
Universitas Katolik Australia (Australian Catholic University) memiliki jaringan kampus yang luas di seluruh Australia, termasuk bidang keperawatan dan pendidikan yang tersebar di berbagai lokasi. Meskipun tidak memiliki fakultas kedokteran, universitas ini berkomitmen pada pengembangan bidang kesehatan melalui program-program yang kuat dan penelitian di area tersebut. Professor Abid Khan, selaku Deputy Vice-Chancellor (Research and Enterprise) menyampaikan, “Keunggulan dan prioritas utama Australian Catholic University di bidang kesehatan meliputi komitmen kami terhadap keunggulan akademik dengan menyediakan program-program berkualitas tinggi yang mempersiapkan mahasiswa untuk berkarir di bidang kesehatan, serta fokus pada penelitian inovatif yang berkontribusi pada kemajuan ilmu kesehatan. Universitas kami juga berkomitmen pada pemberdayaan komunitas dengan bekerja sama dengan berbagai komunitas untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan melalui layanan kesehatan yang berkelanjutan.”
Selain itu, Australian Catholic University mempunyai cukup banyak program kemasyarakatan yang berkolaborasi dengan komunitas veteran, menawarkan dukungan dan layanan khusus bagi mereka. Dengan pendekatan etis dan spiritual yang ditekankan dalam pendidikan dan praktik kesehatan, Australian Catholic University memastikan bahwa lulusan ACU tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi.
Menanggapi pemaparan pihak Australian Catholic University , dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan menyampaikan, “Kami berharap UGM dan ACU dapat membangun Kolaborasi yang kuat dengan menghubungkan pekerjaan, program bersama, program pascasarjana, program mobilitas atau pertukaran, serta kerjasama dalam penelitian lanjutan, terutama dalam bidang translational medicine dan sport science.”
Berkaitan dengan sport science, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH selaku Dekan menyampaikan bahwa Ilmu olahraga saat ini menjadi topik yang berkelanjutan dan berkembang. “Baru-baru ini, UGM diminta oleh lembaga pemerintah untuk meningkatkan ilmu olahraga dan implementasinya bagi atlet dan klub nasional sehingga Indonesia dapat menjadi salah satu performer terbaik di Asia dan Olimpiade internasional pada tahun 2024-2025. Sementara itu, ilmu olahraga dan kedokteran olahraga menjadi kunci dalam pencapaian tersebut.Oleh karena itu, bidang ilmu olahraga dan gizi olahraga kini menjadi poin prioritas untuk hal tersebut,” tambah Prof. Yodi.
Lebih lanjut, Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad(K) Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan menyampaikan upaya dan komitmen FK-KMK UGM dalam strategi digitalisasi pendidikan. “Saat ini, pengembangan pendidikan kesehatan digital tengah gencar dilakukan di sini. Departemen keperawatan dan gizi sedang aktif mengembangkan teknologi terintegrasi AI dan VR untuk meningkatkan pengalaman belajar. Ini menjadi kesempatan menarik di mana kolaborasi dapat dibangun secara lebih luas,” ungkap Prof. Lina.
Kepala Program Studi Keperawatan FK-KMK UGM, Haryani, S.Kp., M.Kes., Ph.D dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini Departemen Keperawatan FK-KMK UGM memiliki 4 konsentrasi studi meliputi kesehatan mental dan masyarakat, medikal-bedah, keperawatan dasar dan darurat, serta keperawatan maternal. “Kami memiliki lebih dari 500 mahasiswa program sarjana, serta program magister dengan lima jurusan di dalamnya. Kami membangun kolaborasi internasional yang kuat dengan berbagai universitas di Jepang, Inggris, dan negara-negara ASEAN untuk melakukan penelitian, pertukaran mahasiswa, kunjungan profesor, dan kuliah tamu. Saat ini, kami tengah berfokus membangun penelitian yang kuat dalam perawatan paliatif,” jelasnya.
Kepala Program Studi Gizi Kesehatan FK-KMK UGM, R. Dwi Budiningsari, SP., M.Kes., Ph.D memperkenalkan profil departemen kepada jajaran tamu. “Departemen gizi memiliki lebih dari 500 mahasiswa program sarjana serta program pascasarjana berupa pendidikan profesi dietitian. Kami juga memiliki kolaborasi yang kuat dengan universitas internasional, seperti Australian National University dalam melakukan kolaborasi penelitian, mobilitas mahasiswa, pertukaran mahasiswa dari Universitas Putra Malaysia, dan magang mahasiswa internasional di rumah sakit kami dan situs komunal,” ungapnya. Saat ini Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM memiliki 6 konsentrasi studi meliputi gizi klinis, gizi masyarakat, manajemen sistem pangan, gizi molekuler, gizi olahraga, dan makanan fungsional dalam bidang gizi. “Saat ini, kami tengah mengimplementasikan intervensi strategis dalam pengelolaan atlet dan ilmu olahraga lanjutan di tingkat nasional dengan kolaborasi bersama Kementerian Pendidikan dan Olahraga Republik Indonesia,” tambahnya.
Dalam pertemuan ini, kedua universitas berkolaborasi untuk membangun teknologi VR canggih serta platform e-Learning untuk mendukung proses pembelajaran mahasiswa dalam mendalami kemampuan diagnosis, menilai situasi, serta menemukan intervensi yang tepat. Di dalamnya akan diintegrasikan AI sehingga sistem tersebut dapat memberikan umpan balik kepada hasil kerja mahasiswa. Kedua universitas juga menunjukkan adanya potensi kolaborasi multiprofesional untuk bekerja bersama, menganalisis situasi, dan menyelesaikan masalah untuk menjaga praktik terbaik dalam sistem pelayanan kesehatan. Kunjungan dan kolaborasi kedua universitas mencerminkan komitmen mereka terhadap Poin SDGs 3, terkait pentingnya kesehatan yang baik dan kesejahteraan bagi semua individu. Selain itu, kunjungan ini juga mendukung Poin SDGs 4 dengan memperkuat pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara kedua institusi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. (Assyifa/Reporter).