FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan melaksanakan orientasi kepada 248 peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) pada Senin (12/6) di Auditorium FK-KMK UGM.
Ketua Tim Koordinasi Pelaksana Program Pendidikan Dokter Spesialis-Subspesialis (TKP PPDS), dr. Arief Budiyanto, Ph.D, Sp.KK(K) mengatakan bahwa jumlah dokter spesialis yang ada di Indonesia sebenarnya sudah cukup memadai. Namun, yang menjadi masalah adalah distribusi yang belum merata. “Untuk itu, salah satu strategi yang kami lakukan adalah menjaring peserta didik yang mau kembali ke daerah,” tambahnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Dekan FK-KMK UGM, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., setuju bahwa pemenuhan dokter spesialis di daerah merupakan salah satu program dalam transformasi kesehatan. “FK-KMK berkomitmen untuk ikut berkontribusi dalam pemenuhan dokter spesialis dan sub spesialis di seluruh Indonesia, termasuk wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal),” jelasnya.
Hadir pula Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito, dr. Eniarti, M.Sc., Sp.KJ, M.M.R menyambut peserta didik PPDS baru. Dirinya menyampaikan bahwa pendidikan spesialis dan sub spesialis tidak mudah. “Pastikan masing-masing sudah siap, tak hanya kesiapan diri sendiri tapi juga kesiapan dari pasangan dan keluarga,” ujar dr. Eniarti.
Dalam kegiatan orientasi ini, nilai-nilai ke-UGM-an dipaparkan oleh Prof. Dr. dr. Sutaryo, Sp.A(K) (dosen FK-KMK UGM). Terdapat 2 filosofi dan 5 jati diri yang harus dijunjung tinggi oleh para peserta didik baru. “Dua filosofi tersebut adalah Pancasila dan Kebudayaan Kebangsaan Indonesia seluruhnya serta Ilmu, Kenyataan, dan Kebenaran. Sedangkan 5 jati diri UGM adalah Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan, dan Universitas Pusat Kebudayaan,” terang Prof. Sutaryo.
Dari 248 peserta didik yang diterima, 214 adalah peserta didik spesialis dan 34 peserta didik subspesialis. Sebanyak 30% peserta didik merupakan alumni UGM, sedangkan sisanya berasal dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. (Nirwana/Reporter)