FK-KMK UGM. Unit Radioterapi dari Instalasi Radioterapi dan Kedokteran Nuklir, Departemen Radiologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan FK-KMK UGM membuat video edukasi kepada pasien terkait peran dan akses terhadap terapi radioterapi dalam perang melawan kanker. Pembuatan video edukasi ini diproduksi dalam memperingati Hari Kanker Dunia setiap tanggal 04 Februari. Video edukasi ini tidak hanya mengedepankan kesadaran akan dampak global kanker, tetapi juga sejalan dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3, yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera.
Dalam video tersebut, proses radioterapi dijelaskan untuk mempermudah pemahaman pasien terhadap tahapan yang akan dijalani selama menjalani terapi, yang dimulai dari konsultasi dan pemeriksaan di poliklinik. Setelah itu, pasien dijadwalkan untuk pengambilan gambar atau pencitraan lokasi kanker dengan menggunakan Computed Tomography (CT) Simulator untuk memastikan target radiasi dengan presisi. Hasil pengambilan gambar tersebut kemudian digunakan untuk proses pemetaan target radiasi dan organ penting di sekitarnya guna meminimalkan dampak pada organ normal.
Pasien selanjutnya akan melanjutkan ke tahap radiasi, dengan pemantauan terus-menerus terhadap respon dan efek radiasi. Selain radiasi eksterna, teknik brakiterapi atau radiasi dari dalam tubuh juga menjadi pilihan untuk eradikasi sel kanker, dengan penempatan sumber radiasi sedekat mungkin dengan jaringan kanker. Semua proses ini dilakukan secara non-invasif, yang berarti tidak melibatkan prosedur pembedahan, memberikan keuntungan tambahan bagi kenyamanan dan pemulihan pasien selama perjalanan pengobatan mereka.
Kepala Instalasi Radioterapi dan Kedokteran Nuklir di RSUP Dr. Sardjito, dr. Ericko Ekaputra, Sp.Onk.Rad(K) menegaskan perlunya terapi radiasi bagi semua pasien kanker dan mengajak semua pihak untuk ikut serta dalam upaya mempersempit kesenjangan perawatan. Video edukasi ini juga mengusung tagar #CloseTheCareGap yang mengajak penonton untuk turut serta dalam gerakan menutup kesenjangan pengobatan penyakit kanker pada Hari Kanker Dunia 2024. Dalam perang melawan kanker, kesadaran, dukungan, dan aksi nyata diperlukan untuk mencapai dunia yang setiap pasien memiliki kesempatan setara untuk mendapatkan perawatan kanker yang efektif.
Kanker tetap menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia, mencapai hampir 10 juta jiwa berdasarkan data dari GLOBOCAN 2020. Angka yang tinggi ini menekankan perlunya terapi kanker yang efektif dan mudah diakses. Terapi saat ini melibatkan tindakan pembedahan, kemoterapi, dan topik utama dalam hal ini, yaitu radioterapi. Radioterapi, sebuah terapi yang menggunakan radiasi pengion berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker, memainkan peran penting dalam melawan kanker. Terapi ini dapat diberikan melalui radiasi eksterna atau melalui brakiterapi sehingga memberikan pendekatan yang lebih fleksibel untuk menargetkan dan menghilangkan sel kanker di berbagai bagian tubuh.
Di Indonesia, meskipun akses terhadap radioterapi masih terbatas, berbagai rencana pembukaan pusat-pusat radioterapi di berbagai kota telah dibuat agar dapat memperluas jangkauan radioterapi ke masyarakat yang membutuhkan. Salah satu pusat radioterapi yang sudah berdiri adalah Instalasi Radioterapi dan Kedokteran Nuklir di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito di Yogyakarta. Pusat radioterapi ini tidak hanya berfungsi sebagai rujukan tetapi juga menyediakan berbagai teknik radiasi termasuk teknik Stereotaktik, Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT), Volumetric Modulated Arc Therapy (VMAT), 3D Conformal Radiation Therapy (3D-CRT), dan teknik konvensional 2D.
“Proses radiasi tidak lepas dari kolaborasi tim yang terdiri dari ahli onkologi radiasi, radioterapis, perawat dan fisikawan medis yang bekerja sama untuk memberikan perawatan terbaik,” tegas dr. Ericko. (Kontributor: dr. Vincent, Ph.D)