FK-KMK UGM. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menggelar Seminar Launching 7 Topik Prioritas dalam Penggunaan Dashboard Sistem Kesehatan (DaSK) pada Rabu (22/01/2025). Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya mewujudkan transformasi sistem kesehatan nasional berbasis data dan dibuka oleh M. Faozi Kurniawan, SE., Akt., MPH sebagai moderator.
Pada sesi pertama, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. memperkenalkan DaSK sebagai platform berbasis data yang mampu mendukung proses pengambilan kebijakan kesehatan strategis di Indonesia. DaSK memuat tujuh isu prioritas, yakni stunting, diabetes melitus, tuberkulosis, katarak, kematian ibu, stroke, dan penyakit jantung. Platform ini menyajikan data mutakhir dengan visualisasi yang intuitif, memudahkan analisis lintas sektor dan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan lembaga riset.
Dwi Puspasari, M.Sc., Plt. Kepala Pusat Kebijakan Upaya Kesehatan BKPK Kementerian Kesehatan RI, menyatakan dukungannya terhadap pengembangan DaSK dan menekankan pentingnya integrasi data dari berbagai sumber. Kolaborasi antara PKMK dan Pusdatin Kemenkes telah membuka akses lebih luas terhadap data survei strategis yang dapat dimanfaatkan melalui laman https://layanandata.kemkes.go.id. Platform ini diharapkan dapat memperkuat analisis kebijakan, mendukung monitoring, serta menjembatani data lokal dengan data global. Inisiatif ini sejalan dengan target SDGs, terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Sesi kedua mengulas konsep kemitraan dalam analisis data kesehatan, yang dipaparkan kembali oleh Prof. Laksono. Ia menjelaskan bahwa kemitraan ini dibangun antara UGM dan berbagai perguruan tinggi di Indonesia—termasuk FK, FKM, Poltekkes, dan STIKes—untuk memperkuat jejaring analis data di tingkat daerah. Melalui keanggotaan tahunan yang terjangkau, mitra mendapatkan pelatihan, akses data, hingga layanan konsultasi analisis untuk menyusun laporan kebijakan berdasarkan topik seperti diabetes atau kematian ibu.
Sensa Gudya Sauma Syahra, S.Kom., M.Cs, dari tim Digital Data Corner PKMK UGM, memaparkan fitur teknis DaSK yang akan diluncurkan bertahap mulai Februari 2025. Platform ini dilengkapi dengan tools visualisasi seperti Apache Superset, dan menyediakan konsultasi hingga dashboard interaktif. Keterlibatan dalam kemitraan ini akan mendorong penguatan SDM, serta mempercepat transformasi sistem kesehatan nasional berbasis evidence, mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas.
Apresiasi terhadap inisiatif PKMK disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Sabarinah, M.Sc., Ketua 1 AIPTKMI. Ia menekankan pentingnya kejelasan terkait Hak Kekayaan Intelektual atas hasil analisis kebijakan serta perlunya perluasan cakupan wilayah kemitraan. Prof. drg. Suryono, S.H, M.M, Ph.D. dari AFDOKGI juga mengapresiasi DaSK sebagai inovasi strategis, serta menyarankan penambahan isu kesehatan gigi dan mulut dalam topik DaSK.
Sementara itu, Dr. dr. Suryani Yuliyanti, M.Kes., dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, menyoroti tantangan alokasi waktu dan pendanaan dalam implementasi kemitraan, namun tetap optimis bahwa pelatihan dan akses data dari Digital Data Corner akan meningkatkan kontribusi dosen dalam kebijakan kesehatan lokal.
Dalam sesi ketiga, Shita Listya Dewi, S.IP., M.M., MPP mempresentasikan potensi DaSK sebagai alat knowledge translation dalam Annual Scientific Meeting (ASM) FK-KMK UGM. Dengan pendekatan transdisiplin, DaSK menjadi sarana analisis berbasis data yang dapat ditransformasikan menjadi kebijakan atau intervensi yang tepat sasaran. Tema tuberkulosis tahun ini dijadikan momentum awal untuk memperkenalkan platform ini lebih luas kepada mitra akademik dan pengambil kebijakan.
Peluncuran hasil analisis kebijakan dari tujuh topik prioritas dijadwalkan berlangsung pada Januari–Februari 2025. Melalui partisipasi aktif para mitra dan sinergi lintas sektor, diharapkan DaSK mampu memperkuat sistem kesehatan nasional yang inklusif dan adaptif, serta menjadi kontribusi nyata UGM dalam membangun Indonesia Emas 2045. (Kontributor: Via Angraini).