FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “BUK’E: Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendampingan Penyediaan Makanan Sehat” pada warga Desa Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan yang berlangsung pada Oktober 2025 ini menjadi bagian dari komitmen FK-KMK UGM dalam memperkuat kesejahteraan dan kemandirian warga, khususnya di kalangan ibu-ibu dan lansia, melalui pengembangan usaha pangan sehat berbasis potensi lokal.
Program BUK’E diinisiasi oleh dua dosen FK-KMK UGM, yakni Ema Madyaningrum, S.Kep., Ns., M.Kes., Ph.D. dari Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas serta Yayuk Hartriyanti, SKM., M.Kes. dari Departemen Gizi Kesehatan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa serta mitra masyarakat setempat. Para peserta memperoleh pelatihan pembuatan makanan bergizi, pengelolaan keuangan usaha kecil, hingga bimbingan pengurusan izin PIRT agar produk mereka dapat dipasarkan secara legal dan berkelanjutan.
Melalui pendampingan ini, kelompok ibu-ibu di Desa Ponjong kini mampu mengolah bahan pangan lokal menjadi produk sehat seperti sale pisang dan berbagai camilan bergizi. Selain meningkatkan keterampilan, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian ekonomi bagi para perempuan yang sebelumnya memiliki keterbatasan akses permodalan.
Program BUK’E tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan semangat kolaborasi lintas sektor. Kegiatan ini melibatkan kerja sama antara FK-KMK UGM, Pemerintah Kapanewon Ponjong, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Puskesmas Ponjong, serta LAZ Balqis Peduli. Sinergi tersebut menjadi wujud nyata pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat lokal, khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta SDG 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Melalui pelaksanaan program BUK’E, FK-KMK UGM menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan dampak positif bagi masyarakat melalui ilmu pengetahuan yang aplikatif dan pemberdayaan berbasis empati. Dari desa kecil di Gunungkidul, langkah sederhana ini menjadi cerminan nyata bahwa perubahan menuju kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera dimulai dari masyarakat itu sendiri. (Kontributor: Ema Madyaningrum).