FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada melalui Departemen Keperawatan menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa layanan terapi Sujok bagi warga RW 10, Jogokariyan, Mantrijeron, Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung pada Minggu, 21 September 2025 di Posyandu Brotowali 10, dengan melibatkan mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan yang telah mendapatkan pelatihan sebelumnya. Tujuan kegiatan ini adalah memperkenalkan terapi Sujok kepada masyarakat, memberikan edukasi mengenai terapi komplementer tersebut, serta memungkinkan peserta merasakan langsung manfaatnya melalui sesi praktik langsung.
Sebanyak 36 warga mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Hadir pula perwakilan RW, kader kesehatan, serta Dr. Moh. Hendra Setia Lesmana, S.Kep., Ns., MSc., Ph.D., selaku Dosen Departemen Keperawatan Jiwa FK-KMK UGM dan dosen pembimbing lapangan. Dalam sambutannya, Dr. Hendra menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian Departemen Keperawatan FK-KMK UGM terhadap masyarakat, khususnya dalam menjaga kesehatan fisik dan psikologis melalui pendekatan terapi komplementer. Kegiatan ini juga terintegrasi dalam Mata Kuliah Complementary Alternative Therapy (MK CAT) di Program Studi Magister Keperawatan.
Dari hasil pelaksanaan, sebanyak 29 warga diketahui mengalami satu lokasi nyeri atau masalah kesehatan, sementara 7 warga memiliki lebih dari satu keluhan. Lokasi keluhan terbanyak berada pada area kaki (37%), disusul area kepala, leher, dan bahu (28%). Setelah menjalani terapi selama 15 hingga 30 menit, tercatat 81% peserta mengalami penurunan skala nyeri, 16% keluhannya hilang sepenuhnya, dan hanya 3% yang tidak mengalami perubahan signifikan. Hasil ini menunjukkan efektivitas terapi Sujok sebagai pendekatan nonfarmakologis dalam penanganan nyeri dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Terapi Sujok merupakan metode pengobatan alternatif yang berasal dari Korea Selatan dan ditemukan oleh Prof. Park Jae Woo pada tahun 1987. Secara etimologis, “Su” berarti tangan dan “Jok” berarti kaki. Terapi ini berlandaskan prinsip bahwa tangan dan kaki memiliki titik-titik yang mewakili seluruh organ tubuh. Dengan menstimulasi titik-titik tersebut, energi tubuh dapat diseimbangkan kembali, sehingga membantu mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan kondisi fisik maupun psikologis seseorang. Karena sifatnya yang aman dan mudah diterapkan, terapi Sujok menjadi salah satu intervensi populer dalam praktik keperawatan komplementer.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dengan pendekatan terapi komplementer, serta SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui penerapan inovasi berbasis ilmu keperawatan dalam pelayanan kesehatan komunitas. Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat Jogokariyan, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi dalam terapi alternatif. FK-KMK UGM berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan pengabdian yang inovatif dan berdampak, guna mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara berkelanjutan. (Kontributor: Moh. Hendra Setia Lesmana, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D).




