FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) melakukan penelitian inovatif yang berfokus pada pengembangan teknologi pelacak tatapan mata berbasis video (video-based eye tracker) untuk mendukung diagnosis dan pemantauan palsi saraf abdusen. Penelitian ini dipimpin oleh dr. Indra Trimahayana, Sp.M., Ph.D., staf pengajar FK-KMK UGM, bersama mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, yakni Natalia Christina Angsana dan Amelia Devy Indriasari.
Kegiatan penelitian ini berlangsung sepanjang tahun 2025 dengan tujuan menghadirkan inovasi medis yang lebih akurat, praktis, dan mudah diakses. Sistem yang dikembangkan diberi nama GENICULA (Gaze Tracking Artificial Intelligence for Ocular Motor Palsy). Teknologi ini menggunakan webcam komputer untuk merekam gerakan mata pasien secara real-time, kemudian menganalisis sudut visual (visual angle) dengan tingkat akurasi tinggi tanpa harus menggunakan peralatan tambahan yang rumit dan mahal.
Palsi saraf abdusen sendiri merupakan kelainan neurologis yang mengganggu fungsi otot mata, sehingga pasien kesulitan menggerakkan bola mata ke arah samping dan sering mengalami penglihatan ganda. Penanganan kondisi ini sangat membutuhkan diagnosis yang tepat dan efisien. Melalui studi yang melibatkan 39 pasien dengan rata-rata usia 46 tahun, tim peneliti berhasil menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada hasil pengukuran sudut visual antara mata yang sehat dengan mata yang mengalami gangguan palsi.
Temuan ini menegaskan bahwa teknologi pelacak mata berbasis video berpotensi besar menjadi alat bantu klinis modern dalam bidang oftalmologi dan neurologi. Selain mempercepat proses evaluasi fungsi saraf okulomotor, sistem ini juga dapat mendukung dokter dalam memberikan diagnosis yang lebih objektif sekaligus memantau perkembangan pasien secara berkelanjutan.
Penelitian ini tidak hanya memperkuat kontribusi akademik FK-KMK UGM, tetapi juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Inovasi ini berkaitan erat dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 5: Kesetaraan Gender, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, karena berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan kesehatan melalui teknologi medis yang lahir dari kolaborasi multidisipliner. (Kontributor: dr. Indra Trimahayana, Sp.M., Ph.D., Natalia Christina Angsana, dan Amelia Devy Indriasari)




