FK-KMK UGM. Departemen Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan (HPM) menyelenggarakan kunjungan akademik ke Institute of Epidemiology and Preventive Medicine (IEPM), College of Public Health, National Taiwan University (NTU), Taipei. Kegiatan ini berlangsung pada 12 Agustus 2025 dan diikuti oleh tim dosen HPM FK-KMK UGM bersama mitra dari Universitas Negeri Semarang. Tujuan kunjungan ini adalah memperkuat jejaring kolaborasi akademik, khususnya dalam bidang epidemiologi, kebijakan kesehatan, serta inovasi teknologi untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
Rombongan dari HPM UGM dipimpin oleh dr. Lutfan Lazuardi, Ph.D., bersama Dr. Guardian Yoki Sanjaya, M.Hlth.Info, Annisa Ristya Rahmanti, M.Sc., Ph.D., Lusha Ayu Astari, MPH, dr. Ichlasul Amalia, MPH, dan Hanifah Wulandari, MPH. Selain itu, turut hadir Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang, Dina Nur Anggraini Ningrum, M.Kes., Ph.D., beserta tim akademiknya. Mereka disambut langsung oleh Prof. Hsien Ho Lin, Professor sekaligus Director IEPM, yang memiliki kepakaran riset di bidang tuberkulosis (TB).
Diskusi terfokus pada strategi pengendalian TB yang dikaitkan dengan konteks sistem kesehatan nasional, kapasitas sumber daya, serta pemanfaatan data dan inovasi digital untuk memperkuat layanan kesehatan. Isu terkait mekanisme pelaporan dari fasilitas publik maupun swasta, serta pentingnya verifikasi data, juga menjadi pokok bahasan utama untuk mendukung akurasi sistem surveilans penyakit menular. Selain itu, pertemuan ini menyoroti pentingnya pembelajaran lintas negara antara Indonesia dan Taiwan, terutama dalam pengembangan kebijakan kesehatan, model pembiayaan, hingga integrasi teknologi untuk mendukung sistem layanan kesehatan.
Dari sisi kontribusi Indonesia, Dina Nur Anggraini Ningrum bersama tim Unnes memperkenalkan riset pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang berfokus pada prediksi perkembangan penyakit TB. Paparan ini memantik diskusi menarik mengenai potensi pemanfaatan teknologi cerdas dalam epidemiologi modern. Prof. Hsien Ho Lin menyambut positif gagasan tersebut dan menawarkan untuk menghubungkan para peneliti Indonesia dengan kolega di NTU yang memiliki fokus riset sejalan, sekaligus membuka peluang pertukaran pengetahuan melalui kuliah bersama.
Diskusi ini menandai langkah awal yang menjanjikan bagi kerja sama riset dan akademik antara UGM, Unnes, dan NTU. Kolaborasi ini tidak hanya berfokus pada bidang epidemiologi dan pengendalian TB, tetapi juga memperluas cakupan pada kebijakan kesehatan dan pemanfaatan inovasi teknologi. Semangat ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan yang menekankan pentingnya kemitraan lintas institusi dan negara dalam menghadapi tantangan kesehatan global. (Kontributor: Lusha Ayu Astari, Ichlasul Amalia).




