FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada melalui Departemen Obstetri dan Ginekologi menyelenggarakan Workshop Lesi Prakanker sebagai upaya memperkuat kompetensi residen dalam deteksi dini dan penatalaksanaan lesi prakanker serviks. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada 22–23 Agustus 2025 di Yogyakarta, dan diikuti oleh 23 residen.
Workshop ini dipimpin oleh Dr. dr. Moh. Nailul Fahmi, Sp.O.G., Subsp. Onk., selaku koordinator kegiatan, bersama para pengajar senior di bidang ginekologi onkologi, yaitu Prof. Dr. dr. H. Heru Pradjatmo, M.Kes., Sp.O.G., Subsp. Onk., Dr. dr. Ardhanu Kusumanto, Sp.O.G., Subsp. Onk., Dr. dr. Addin Trirahmanto, Sp.O.G., Subsp. Onk., serta dr. Ratri Wulandari, MSc, Ph.D., Sp.O.G. Selama pelatihan, para peserta mempelajari berbagai teknik penatalaksanaan seperti kolposkopi, krioterapi, serta prosedur Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP) yang menjadi standar dalam deteksi dan terapi lesi prakanker serviks.
Lebih dari sekadar pelatihan teknis, kegiatan ini menekankan pentingnya empati dan kesadaran sosial dalam praktik kedokteran. Setiap sesi dirancang tidak hanya untuk memperkuat keterampilan klinis, tetapi juga membangun kepekaan para residen terhadap penderitaan pasien dan pentingnya deteksi dini sebagai langkah penyelamatan nyawa. Dengan demikian, workshop ini menjadi wadah pembelajaran yang memadukan keilmuan, kemanusiaan, dan tanggung jawab sosial bagi calon dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
Penyelenggaraan workshop ini juga mencerminkan komitmen FK-KMK UGM dalam mendukung SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui peningkatan kapasitas tenaga kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit; SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan menyediakan pelatihan yang berbasis praktik dan kepekaan sosial; serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan yang terwujud dalam kolaborasi antardosen, residen, dan institusi kesehatan. Kegiatan ini mempertegas peran pendidikan kedokteran sebagai salah satu pilar penting dalam membangun sistem kesehatan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Melalui workshop ini, FK-KMK UGM menunjukkan komitmennya dalam mencetak tenaga medis yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki empati dan integritas untuk menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan kanker serviks di Indonesia. Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa pendidikan kedokteran bukan semata soal teori dan keterampilan, melainkan juga tentang menyentuh kehidupan dan membawa perubahan nyata bagi masa depan kesehatan masyarakat. (Kontributor: Munjayati).




