FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan pelatihan deteksi cemaran kimia pada makanan bagi tenaga kesehatan Puskesmas Imogiri II. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 14 Agustus 2025, dengan menghadirkan narasumber dari Departemen Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM. Pelatihan dipandu oleh dr. Yolanda Dyah Kartika, M.Sc., yang memiliki keahlian di bidang farmakologi dan toksikologi.
Dalam sesi pelatihan, peserta dibekali keterampilan mendeteksi keberadaan bahan tambahan pangan berbahaya seperti formalin, boraks, dan merkuri menggunakan rapid test. Ketiga zat tersebut diketahui sering digunakan secara ilegal dalam makanan dan dapat menimbulkan dampak kesehatan serius, mulai dari gangguan fungsi organ hingga meningkatkan risiko kanker. Melalui praktik langsung, peserta dilatih untuk mengenali hasil uji dan mengaplikasikannya secara sederhana namun akurat di lapangan, tanpa perlu bergantung pada fasilitas laboratorium canggih.
Selain aspek teknis, dr. Yolanda juga menekankan pentingnya strategi komunikasi risiko. Menurutnya, kemampuan tenaga kesehatan tidak hanya terletak pada deteksi dini, tetapi juga bagaimana menyampaikan hasil pemeriksaan kepada masyarakat dengan cara yang jelas dan edukatif. Hal ini diharapkan dapat memperkuat peran Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pencegahan penyakit dan menjaga keamanan pangan.
Kepala Tata Usaha Puskesmas Imogiri II menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini dan menegaskan bahwa keterampilan baru tersebut akan meningkatkan kepercayaan masyarakat pada pelayanan Puskesmas. Ia menambahkan, kolaborasi dengan FK-KMK UGM menjadi wujud nyata sinergi lintas sektor dalam upaya menjaga kesehatan publik.
Pelatihan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui pencegahan penyakit, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan kegiatan ini, tenaga kesehatan diharapkan lebih siap melakukan deteksi dini cemaran kimia pada pangan sehingga masyarakat terlindungi dari risiko kesehatan jangka panjang. (Kontributor: Sudi Indra Jaya).




