FK-KMK UGM Gelar Diskusi Outlook Bencana Kesehatan 2020

FK-KMK. Demi memperdalam refleksi kaleidoskop bencana kesehatan 2019, Divisi Manajemen Bencana Kesehatan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM mengadakan pertemuan pertama pada tahun 2020 tentang kebencanaan. Diskusi outlook bencana kesehatan 2020 yang juga dilakukan secara webinar ini dilaksanakan pada Kamis (16/01) di Common Room, Gedung Litbang Lantai 1, FK-KMK UGM.

Melihat bahwa kebijakan dan koordinasi di tingkat pusat untuk isu krisis kesehatan, ketahanan kesehatan, dan bencana semakin membaik maka tantangan ke depannya adalah bagaimana menyiapkan dan menguatkan daerah pinggiran. Diskusi ini bertujuan untuk mendiskusikan rumusan penguatan dinas kesehatan dalam menghadapi bencana dan krisis kesehatan, termasuk penguatan pembiayaan, koordinasi lintas program, dan kerjasama perguruan tinggi kesehatan di daerah.

Sekretaris Pusat PKMK, Shita Listyadewi.,MM.,MPP.,Ph.D., saat membuka diskusi mengungkapkan bahwa Bencana kesehatan tidak hanya bencana yang disebabkan oleh alam, akan tetapi juga krisis kesehatan yang lain, sehingga banyak sekali ancaman dan tantangan yang dihadapi dan mungkin akan dihadapi ke depannya. Oleh karena itu, sistem kesehatan yang resilience agar menjadi tangguh sangat diperlukan. “Tentunya untuk membangun sistem kebencanaan di Indonesia diperlukan peran dari pusat dan daerah, sehingga ada koordinasi lintas sektor”, tegasnya.

Sesi pertama diskusi ini menghadirkan dr. Budi Sylvana, MARS dari Pusat Krisis dan dr. Bella Donna, M.Kes dari Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM dengan topik “Kaleidoskop dan Outlook Bencana Kesehatan 2020”. Dalam hal ini, dr. Bella Donna mengungkapkan yang pertama peran perguruan tinggi adalah mengembangkan kurikulum bencana berbasis kompetensi.

Peran perguruan tinggi dalam menghadapi situasi bencana tidak hanya dari klaster kesehatan/kedokteran saja tetapi juga fakultas-fakultas lain. “Kami sangat berharap beberapa universitas untuk mau bersama-sama melakukan peran perguruan tinggi agar lebih siap menghadapi situasi bencana untuk mendampingi masing-masing pemerintah daerah.”, jelas dr. Bella Donna. Selanjutnya peran sebagai pendamping dinas kesehatan dalam penanggulangan bencana kesehatan sesuai output dari Pusat Krisis, dan peran penelitian dan analisis bencana kesehatan yang saat ini masih sangat kurang.

Diskusi selanjutnya juga ada pembahasan singkat mengenai Outlook Bencana Kesehatan 2020 oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD, Penasihat Pokja Bencana FK-KMK UGM dan Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D, Ketua Board PKMK FK-KMK UGM. Diskusi interaktif ini diikuti oleh berbagai kalangan baik dari akademisi, peneliti, stakeholder lokal maupun nasional, badan/dinas terkait seperti BPBD dan Dinas Kesehatan, Pokja Bencana, Pusat Krisis, dan perguruan tinggi di beberapa daerah di Indonesia.

“Disimpulkan bahwa hasil diskusi kali ini sudah searah, yaitu perlunya penguatan dinas kesehatan dan forum-forum perguruan tinggi untuk mendukung pemerintah masing-masing daerah”, papar Madelina Ariani, moderator diskusi outlook bencana kesehatan, pada akhir kegiatan. (Vania Elysia/Reporter)