FK-KMK UGM. Pokja Bencana dan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK Universitas Gadjah Mada menggelar Seminar Nasional bertajuk “Emergency Medical Team dalam Pengembangan Tenaga Cadangan Kesehatan untuk Memperkuat Ketahanan Tanggap Darurat” pada Senin (16/06). Kegiatan ini digelar secara bauran yang diikuti lebih dari 150 peserta. Peserta luring berada di Auditorium Lantai 8 Gedung Tahir Foundation FK-KMK UGM Sayap Utara.
Seminar ini bertujuan memberikan gambaran serta rekomendasi mengenai aspek-aspek penting yang perlu diperkuat dalam kesiapsiagaan dan pengelolaan Emergency Medical Team (EMT), sebagai salah satu elemen strategis dalam ketahanan sistem kesehatan dalam situasi darurat dan bencana.
Dalam sambutannya, Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH, menekankan pentingnya penguatan ketahanan sistem kesehatan. Ia mengungkapkan bahwa menurut data BNPB, sejak Januari hingga Mei 2025 telah terjadi 1.211 bencana alam di Indonesia, termasuk banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
“Angka ini menunjukkan betapa pentingnya kesiapsiagaan sistem kesehatan dalam menghadapi bencana. Penguatan EMT dan tenaga cadangan kesehatan menjadi sangat strategis, dan FK-KMK UGM melalui Pokja Bencana terus berkomitmen dalam pengembangan kapasitas melalui pelatihan, advokasi kebijakan, serta keterlibatan langsung di lapangan,” ujar Prof. Yodi.
Seminar menghadirkan narasumber dari berbagai institusi, antara lain dr. Gregorius Anung Trihadi, M.P.H. (Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes DIY) yang memaparkan kebijakan EMT-TCK sebagai bagian dari strategi nasional Kementerian Kesehatan dalam merekrut tenaga cadangan kesehatan. Beliau menjelaskan bahwa pengembangan tenaga cadangan kesehatan (TCK) sebagai bagian dari sistem EMT merupakan kebijakan strategis dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dalam konteks DIY, kebijakan ini diterjemahkan ke dalam proses rekrutmen dan pelatihan tenaga cadangan yang dapat dikerahkan sewaktu-waktu dalam situasi bencana.
Pemaparan berikutnya disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes., dari ASEAN Institute for Disaster Health Management yang menyoroti peran EMT dalam menjaga ketahanan sistem kesehatan kawasan. Sesi ketiga diisi oleh Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep. (Pokja Bencana FK-KMK UGM), serta Prof. dr. Yahdiana Harahap, M.Si., Apt. (Universitas Pertahanan), yang berbagi pengalaman dalam penanganan bencana dan krisis kesehatan oleh EMT di Indonesia.
Para peserta yang hadir berasal dari berbagai latar belakang, termasuk praktisi dan akademisi bidang manajemen bencana kesehatan, mahasiswa S1 dan pascasarjana, hingga perwakilan institusi layanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan dinas kesehatan. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat jaringan kolaborasi antarsektor, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas), dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
FK-KMK UGM melalui Pokja Bencana turut berkontribusi dalam penanganan bencana gempa bumi di Cianjur pada tahun 2022 dan krisis kabut asap di Riau pada tahun 2019. Selain itu masih banyak kontribusi Pokja Bencana FK-KMK UGM berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana alam. (Humas/Sitam).