FK-KMK UGM. Pusat Kajian Kesehatan Anak – Pediatric Research Office (PKKA-PRO) FK-KMK UGM menyelenggarakan kegiatan peninjauan calon lokasi sampling dan asesmen kapasitas laboratorium lokal di Kota Medan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka persiapan studi surveilans air limbah (wastewater surveillance/WS) dan berlangsung selama tiga hari pada 13–15 Oktober 2025. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui kerja sama strategis antara PKKA-PRO FK-KMK UGM, Perumda Tirtanadi, serta Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BLKM) Medan. Kolaborasi ini menjadi langkah awal untuk memperluas penerapan metode WS sebagai pendekatan riset kesehatan lingkungan di wilayah perkotaan.
Wastewater surveillance saat ini berkembang sebagai metode alternatif dalam pemantauan penyakit menular seperti polio dan tifoid, termasuk resistensi antimikroba dan kontaminasi bahan kimia. Dibandingkan surveilans berbasis individu, pendekatan ini lebih ekonomis dan efisien, terutama di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Pengalaman sebelumnya di Yogyakarta menunjukkan keberhasilan FK-KMK UGM mendeteksi SARS-CoV-2 dan Salmonella Typhi melalui limbah domestik sebagai sistem peringatan dini.
Pada hari pertama, tim melakukan audiensi dengan Direktorat Air Limbah Perumda Tirtanadi untuk memetakan lokasi potensial pengambilan sampel seperti Inlet IPAL Cemara, Pumping Station HM Yamin, dan Manhole Cemara Asri. Pertemuan tersebut juga membahas kesiapan jaringan perpipaan, logistik, dan mekanisme pengiriman sampel ke Yogyakarta untuk analisis lanjutan.
Hari berikutnya, tim melakukan survei lapangan ke beberapa titik strategis di jaringan IPAL Cemara. Hasil asesmen menunjukkan tiga dari empat titik telah memenuhi kriteria teknis keamanan dan akses sanitasi, sementara satu titik dinilai kurang layak karena keterbatasan akses.
Pada hari ketiga, asesmen dilakukan di BLKM Medan untuk menilai kesiapan fasilitas laboratorium dalam mendukung studi ini. Tim diterima langsung oleh jajaran pimpinan laboratorium dan berdiskusi mengenai prosedur teknis pemeriksaan, kapasitas peralatan seperti Real Time PCR, serta kesiapan sistem penyimpanan sampel.
Kegiatan ini sekaligus berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Peningkatan kemampuan deteksi dini penyakit mendukung SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, sementara proses penelitian dan transfer keahlian berkontribusi pada SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Penguatan infrastruktur sanitasi dan metode inovatif pemantauan lingkungan merepresentasikan SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur & SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, serta kolaborasi lintas lembaga mencerminkan implementasi SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Kegiatan peninjauan lokasi dan asesmen laboratorium yang dilakukan PKKA-PRO FK-KMK UGM menjadi langkah strategis dalam mempersiapkan implementasi surveilans air limbah di Kota Medan. Melalui sinergi akademisi, pemerintah daerah, dan laboratorium kesehatan, program ini diharapkan memperkuat sistem peringatan dini penyakit menular di Indonesia serta menjadi model pengembangan surveilans kesehatan berbasis lingkungan di wilayah lainnya. (Kontributor: Dhimas Sholikhul Huda).




