FK-KMK UGM Dorong Gerakan Kampung Sehat dalam Diskusi Publik dan Launching Booklet Korban Minuman Berpemanis Dalam Kemasan

FK-KMK UGM. Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) berpartisipasi aktif dalam Diskusi Publik dan Launching Booklet Korban Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) yang digelar pada 24 September 2025 di Ruang Serbaguna Perpustakaan Nasional RI, Jakarta. Kegiatan ini menghadirkan tiga dampingan Kampung Sehat Yogyakarta, yaitu RW 12 Demangan, RW 4 Pakuncen, dan RW 6 Suryowijayan, sebagai bagian dari gerakan nasional untuk mendukung penerapan cukai MBDK, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko konsumsi gula berlebih.

Acara dibuka dengan keynote speech dari dr. Then Suyanti, MM, Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, yang menekankan urgensi pengendalian konsumsi gula berlebih. Sambutan juga diberikan oleh Ari Subagyo Wibowo, S.H., Ketua Forum Warga Kota (FAKTA) Indonesia, yang memaparkan hasil kuesioner nasional terkait promosi MBDK. Diskusi semakin menggugah dengan kisah nyata dari Toni Samosir, Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) sekaligus alumni Fakultas Teknik UGM, yang berbagi pengalaman sebagai survivor gagal ginjal akibat konsumsi gula berlebihan. Kesaksian ini menegaskan bahwa isu MBDK bukan sekadar angka statistik, tetapi berdampak langsung pada kualitas hidup generasi muda.

Dialog lintas sektor turut dihadiri pejabat dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Bea Cukai, dan Badan POM. Diskusi ini menyoroti bahwa cukai MBDK bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga regulasi, fiskal, dan perlindungan konsumen. FK-KMK UGM, melalui perwakilannya Tutik Istiyani dan Nia Lestari Muqarohmah, mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM, turut memberikan masukan aktif, menegaskan peran akademisi sebagai mitra strategis kampung sehat, sekaligus mendorong sinergi antara kampus, masyarakat, dan pemerintah untuk menyiapkan generasi Indonesia yang sehat menuju Visi Indonesia Emas 2045.

RW 12 Demangan, RW 4 Pakuncen, dan RW 6 Suryowijayan membawa pengalaman panjang dalam gerakan kampung sehat, termasuk rumah bebas asap rokok, pengurangan konsumsi gula, dan edukasi pola hidup sehat. Kehadiran mereka memperkuat suara masyarakat akar rumput dalam mendorong kebijakan cukai MBDK. Kegiatan ini ditutup dengan pembacaan deklarasi kampung sehat di Jakarta, foto bersama, dan seruan kolektif agar negara segera mengimplementasikan kebijakan cukai MBDK.

Kegiatan ini selaras dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, melalui edukasi dan intervensi komunitas untuk mencegah penyakit terkait konsumsi gula berlebih; SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dengan transfer pengetahuan kepada masyarakat dan kader kampung sehat; SDG 11: Kota dan Komunitas Berkelanjutan, karena kampung sehat mendorong lingkungan perkotaan yang lebih sehat; serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang menekankan kolaborasi lintas sektor antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat. (Kontributor: Nia Lestari Muqarohmah dan Tutik Istiyani).