FK-KMK UGM dan Kemendikti Saintek Gelar Festival Kampus Berdampak Sebagai Komitmen Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menyelenggarakan webinar Festival Kampus Berdampak pada Jumat (2/5). Webinar ini diselenggarakan dengan difasilitasi oleh inahealth tv dengan mengusung tajuk “Sistem Kesehatan Akademik Berdampak”. Dengan dihadiri oleh para akademisi dan dokter di seluruh Indonesia webinar ini memiliki tujuan untuk menjadi ruang bertukar pandangan dalam program kampus berdampak khususnya dalam bidang kesehatan.

Turut memberikan sambutan Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D selaku rektor Universitas Gadjah Mada. Dalam sambutannya, Prof. Ova mengapresiasi atas kepada Kemendikti Saintek yang telah mempercayakan UGM menjadi tuan rumah Festival Kampus Berdampak. Selain itu, Prof. Ova menegaskan program ini memiliki urgensi tersendiri dalam memberikan perhatian nyata pada kontribusi pendidikan tinggi dalam masyarakat untuk berkontribusi dalam permasalahan kesehatan.

“UGM berkomitmen memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam pada peningkatan kuota mahasiswa, dosen, dan ahli kesehatan yang bertujuan untuk pemerataan pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia”, kata Prof Ova.

Kemudian, acara ini dilanjutkan dengan diskusi “Sistem Kesehatan Akademik Kampus Berdampak” yang dimoderatori oleh dr. Haryo Bismantara. MPH selaku staf Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM. Diskusi dimulai dengan dipantik oleh Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawati, ST., MT yang memaparkan sosialisasi kebijakan baru dalam program kampus berdampak. Pada kesempatan ini Prof Sri Suning menegaskan komitmen kementerian pendidikan tinggi, sains, dan teknologi dalam percepatan pemenuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan.

“Dalam rangka hari pendidikan nasional Kemendikti Saintek telah meluncurkan program kampus berdampak sebagai alternatif program untuk memajukan pendidikan khususnya dalam bidang kesehatan. Dengan kebijakan ini Kemendikti Saintek telah menyusun rangkaian sistem dalam meningkatkan kualitas dan profesionalisme tenaga medis dan kesehatan secara berkelanjutan,” kata Prof. Sri Suning.

Lebih lanjut, Prof. Sri Suning juga memaparkan rujukan dasar hukum pada UU No. 17/2023 yang menjadi pedoman. Dasar hukum ini ditegaskan Prof. Sri Suning sebagai basis kewenangan daerah dalam merencanakan maupun mendayagunakan sumber daya dokter dalam koordinasi tingkat daerah untuk pelayanan kesehatan. Melalui dasar hukum ini Prof. Suning menekankan pentingnya kolaborasi institusi pendidikan dan pemerintah untuk dapat memberikan dampak langsung di masyarakat berdasarkan permasalahan kesehatan yang cukup beragam di berbagai daerah,

Turut memberikan pemaparan lanjutan yakni, Prof. dr. Dr. Ratna Sitompul. Sp.M(K) selaku perwakilan Kelompok Kerja Sistem Akademik. Dalam kesempatan ini, Prof. Ratna memberikan apresiasi kepada seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang telah bekerja keras di seluruh Indonesia. Selain itu, Prof. Ratna juga meyakini tugas pelayanan kesehatan tidak mudah sehingga membutuhkan adanya kolaborasi dengan pihak terkait untuk meningkatkan pendidikan kesehatan secara berkelanjutan.

“Demi meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan kedokteran di Indonesia terbagi menjadi 6 wilayah koordinasi yang diharapkan kedepannya dapat semakin bersinergi dengan pemerintah daerah setempat untuk menguatkan academic health system dalam menyusun modal dan modul dalam mengatasi permasalahan kesehatan”, kata Prof. Sri Suning.

Selanjutnya, webinar ini dilanjutkan dengan diskusi paralel yang menyajikan pemaparan kondisi dan kontribusi pendidikan kesehatan di setiap wilayah koordinasi. Selain itu, pada kesempatan ini terdapat juga pemaparan berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan dokter di seluruh wilayah.

Webinar ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan sejalan dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dikarenakan berkomitmen pada pemerataan pelayanan kesehatan dan SDG 4 : Pendidikan berkualitas dikarenakan terdapat komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dokter di seluruh Indonesia. Selain itu, webinar ini juga sejalan dengan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Reporter/Tedy).