FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) dan Asia Network for Health Systems Strengthening (ANHSS) menyelenggarakan sesi diskusi regional mengenai pengembangan Private Health Insurance (PHI) sebagai strategi pendukung Universal Health Coverage (UHC).
Kegiatan ini digelar sebagai tindak lanjut pertemuan strategis di Hongkong pada awal Mei 2025, menghadirkan para pakar dari berbagai negara di Asia-Pasifik untuk berbagi pandangan dan pengalaman tentang peran PHI dalam memperkuat ketahanan sistem jaminan kesehatan nasional.
Diskusi dibuka oleh Prof. EK Yeoh dari The Chinese University of Hongkong (CUHK), yang memaparkan kajian global mengenai tantangan dan peluang pengembangan PHI, serta menekankan pentingnya riset lintas negara sebagai dasar penyusunan kebijakan publik yang relevan. April Wu, juga dari CUHK, memberikan ilustrasi konkret pengembangan PHI di Hongkong yang kini mencakup lebih dari 40% populasi dengan kontribusi signifikan terhadap sistem kesehatan nasional.
Dari Indonesia, Prof. Laksono Trisnantoro dari FK-KMK UGM menyampaikan bahwa PHI di Indonesia masih memiliki kontribusi terbatas dan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kerugian perusahaan, regulasi yang belum adaptif, hingga infrastruktur pengawasan yang belum memadai. Namun demikian, PHI tetap memiliki potensi besar untuk menjadi katup pengaman bagi Social Health Insurance (SHI) seperti BPJS, jika dikembangkan melalui reformasi struktural dan regulatif.
Diskusi juga menyajikan praktik dari Thailand oleh Prof. Siripen Supakankunti, serta pengalaman Filipina oleh Prof. Maria Elena Harrera, yang menunjukkan bagaimana PHI dapat menjadi pelengkap sistem UHC yang ada melalui berbagai skema fleksibel, baik korporat maupun individu.
Melalui forum ini, para pakar sepakat bahwa keberadaan asuransi kesehatan swasta yang dikembangkan dengan prinsip keadilan, transparansi, dan efektivitas, dapat menjadi instrumen penting dalam memperkuat ketahanan sistem kesehatan publik, mengurangi beban pembiayaan pemerintah, serta memperluas akses layanan bermutu bagi masyarakat.
Inisiatif ini menjadi bagian dari kontribusi nyata FK-KMK UGM dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui kolaborasi global dan pengembangan kebijakan berbasis bukti dalam sistem jaminan kesehatan. (Kontributor: Prof Laksono Trisnantoro).