FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menerima courtesy visit dan berdiskusi dengan delegasi Leiden University Medical Centre (LUMC) di Gedung KPTU FK-KMK UGM pada Rabu (20/11). Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi potensi kolaborasi dalam pendidikan dan penelitian antara FK-KMK UGM dan LUMC, sekaligus memperkenalkan program Master Health, Ageing, and Society di Leiden University.
Sebanyak enam delegasi LUMC hadir dalam pertemuan, antara lain Marrik Bellen (Director Leiden Indonesia Office), Zweta Manggarani (Academic Coordinator), dan Afwan Afwandi (Academic & Education Officer) yang hadir secara luring, serta Jacobijn Gussekloo (LUMC), Yvonne Drewes (LUMC), dan Suze Kruisheer (LUMC Global) yang hadir secara daring. Melalui Zoom, tim LUMC yang hadir secara daring membuka diskusi dengan memperkenalkan program Master Health, Ageing, and Society di Leiden University.
Perwakilan Bidang Dermatologi dan Venereologi FK-KMK UGM, Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp.KK(K), mengatakan Master Program Health, Ageing, and Society di Leiden University memiliki peran yang sangat penting untuk Indonesia. Pasalnya, Prof. Hardyanto menyebut, angka penuaan (ageing) di Indonesia meningkat pada dekade terakhir. Secara nasional, angka penuaan mencapai 11 persen. Namun, angka penuaan di daerah Yogyakarta justru lebih tinggi dibandingkan angka nasional, yakni sekitar 15 persen.
“Jadi, untuk masa depan, program ini sangat penting bagi kita, para profesional. Kita perlu perawatan kesehatan yang tepat untuk penuaan oleh profesional,” ujar mantan Dekan FK-KMK UGM tersebut.
Prof. Hardyanto menambahkan, terkait potensi kerja sama antara FK-KMK UGM dan Leiden University, ia menyarankan agar program tersebut nantinya memiliki modul yang tidak hanya mempelajari tentang penuaan, tetapi juga anti-penuaan, terutama terkait estetika dan melawan penuaan.
“Setelah belajar di FK-KMK, mahasiswa dapat belajar di program Master of Health, Ageing, and Society. Setelah menyelesaikan program, mereka dapat melanjutkan magang sebagai dokter di Indonesia dan mendapatkan double degree,” imbuh Prof. Hardyanto.
Director Leiden Indonesia Office, Marrik Bellen, menyambut positif potensi kerja sama program Master antara FK-KMK UGM dan Leiden University. Marrik mengatakan, program master double degree ini dapat direalisasikan melalui Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Artinya, mahasiswa selama satu tahun mengambil Master di Indonesia, dan tahun kedua (menjalani program Master) di Leiden,” kata Marrik. Ia menambahkan, FK-KMK UGM, Leiden University, dan pihak-pihak lain yang terlibat perlu berdiskusi lebih lanjut mengenai kerja sama pendidikan tersebut.
Selain membahas potensi kerja sama program Master, tim FK-KMK UGM dan LUMC juga mendiskusikan potensi program magang hingga program belajar selama enam bulan di Leiden University. Courtesy visit ini merupakan wujud kontribusi FK-KMK UGM dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Humas/Citra).