FK-KMK UGM Bahas Pentingnya Komitmen dalam Menepati Janji di Pasinaon Piwulang Luhur

FK-KMK UGM. Dalam rangka terus memperkuat nilai-nilai kebaikan di bulan Ramadan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Korpagama FK-KMK UGM menyelenggarakan kajian Pasinaon Piwulang Luhur – Edisi Ramadan #4 dengan tema “Komitmen dalam Menepati Janji”. Kajian dilaksanakan secara daring melalui Zoom pada Rabu (26/3/2025). Pada edisi ini, Pasinaon Piwulang Luhur menghadirkan Prof. Ir. Muslikhin Hidayat, S.T., M.T., Ph.D., IPU, guru besar Fakultas Teknik (FT) UGM, sebagai pembicara.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Alumni dan Pengabdian Kepada Masyarakat FK-KMK UGM, Dr. dr. Sudadi, Sp.An-TI, Subsp. N.An(K), Subsp. An.R(K), mengatakan bahwa hampir sebulan umat Islam menjalankan puasa dan mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah, berdoa, dan melakukan amalan-amalan kebaikan lainnya. dr. Sudadi mengungkapkan, tema Pasinaon kali ini sangat relevan dengan tugas-tugas sivitas akademika FK-KMK UGM menjelang Idul Fitri.

“Masih banyak pekerjaan di masa-masa yang akan datang yang perlu kita tepati. Menjelang perpisahan kita dengan bulan suci ini, semoga janji-janji kita terhadap diri kita sendiri bisa kita tepati,” kata dr. Sudadi.

Sementara itu, Prof. Muslikhin Hidayat membuka sesinya dengan menjelaskan bahwa di era sekarang, banyak sekali aktivitas yang harus sivitas akademika selesaikan dengan berbagai macam amanah yang ada. Berbagai kegiatan tersebut seringkali berimplikasi pada suatu komitmen untuk melakukan sesuatu.

Di sisi lain, Allah memberikan waktu yang sama untuk semua manusia selama 24 jam. Aktivitas yang bertambah banyak dengan waktu yang terbatas akan membuat konsentrasi manusia dapat terpecah, bahkan terlupakan apabila ada janji.

“Untuk itu, diperlukan manajemen pengaturan waktu yang baik dengan memberikan kelonggaran waktu, tempat, dan tenaga serta pemikiran dari satu janji (agenda) ke janji (agenda) lainnya,” jelas Prof. Muslikhin.

Dosen FT UGM itu menyebut, Allah telah menyebutkan pentingnya menepati janji dalam Al-Qur’an, yaitu dalam Surat Al-Mu’minun ayat 8 dan Surat Al-Ma’arij ayat 32. “Surat yang pertama memberikan kabar gembira, keberuntungan kalau seseorang melakukan amanah dan janji-janjinya ditunaikan dengan baik. Di satu sisi (Surat Al-Ma’arij ayat 32), termasuk orang yang selamat dari azab kalau seandainya mereka mampu memelihara amanah dan janji tersebut,” terang Prof. Muslikhin.

Prof. Solikhin melanjutkan, janji tidak hanya berkaitan dengan manusia, tetapi juga Sang Pencipta. Allah-lah yang nanti akan menagih janji-janji yang telah hamba-Nya sampaikan kepada orang lain. Dalam hal itu, konsekuensi yang akan didapatkan merupakan konsekuensi di akhirat.

Di akhir kajiannya, Prof. Muslikhin mengingatkan untuk berusaha bisa menepati janji yang telah dibuat. Ia juga berpesan agar tidak lupa mengatakan ‘InshaAllah’—jika Allah berkehendak—apabila membuat janji. Namun, hal itu harus diiringi dengan usaha untuk menepati janji.

“Semoga kita tidak termasuk orang yang seperti itu—tidak bisa menepati janji. Semoga Allah mengampuni kesalahan-kesalahan yang kita lakukan,” tutupnya.

Kajian Pasinaon Piwulang Luhur – Edisi Ramadan #4 merupakan bagian dari upaya FK-KMK UGM dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Penulis: Citra/Humas)