FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menyelenggarakan diskusi dan kajian kebijakan publik terkait arah baru sistem kesehatan nasional pada Kamis, Juli 2025. Acara ini menyoroti implementasi program Cek Kesehatan Gratis yang baru-baru ini diluncurkan pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari langkah strategis mencapai Universal Health Coverage (UHC) bagi seluruh rakyat Indonesia.
Program ini dirancang untuk memberikan pemeriksaan kesehatan dasar secara menyeluruh kepada masyarakat, termasuk skrining, pengukuran antropometri, tekanan darah, gula darah, hingga pemeriksaan mata dan elektrokardiografi bagi kelompok remaja dan lansia. Dilaksanakan melalui kolaborasi antara Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan fasilitas layanan kesehatan, pemeriksaan ini dilakukan secara masif di sekolah, kantor, hingga lembaga pemerintahan, menjangkau 5,8 juta peserta per Mei 2025 dan menargetkan 40 juta jiwa hingga akhir tahun.
Menurut data WHO tahun 2024, indeks cakupan layanan kesehatan Indonesia meningkat dari skor 29 pada tahun 2000 menjadi 55 pada tahun 2021. Kenaikan ini didorong oleh keberhasilan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 2014 dan kini diperkuat melalui program Cek Kesehatan Gratis. Meski demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan signifikan seperti ketimpangan distribusi tenaga kesehatan, rendahnya mutu layanan di beberapa daerah, serta masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini.
Kajian literatur juga mengungkap bahwa disparitas geografis dan keterbatasan investasi publik menjadi hambatan dalam mencapai UHC. Oleh karena itu, diperlukan strategi nasional yang komprehensif, mulai dari pemerataan tenaga kesehatan, penguatan layanan di daerah terpencil, hingga edukasi publik yang masif.
Komitmen ini mencerminkan langkah konkret Indonesia dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDG), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan SDG 4: Pendidikan Berkualitas yang menargetkan cakupan kesehatan semesta dan perlindungan finansial dalam layanan kesehatan. Selain itu, program ini juga merupakan hasil kolaborasi lintas sektor, yang sekaligus mendukung pencapaian SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan sinergi berbagai pihak, Indonesia diharapkan dapat mewujudkan sistem kesehatan yang adil, inklusif, dan berkelanjutan menuju 2030. (Kontributor: Andika Jatra Pratama, Arifin Triyanto, S.Kep., Ns. M.Kep., Sp.Kep.M.B).