FK-KMK UGM. Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan edukatif bertajuk “Trust Your Gut: Antara Diet dan Mikrobiota Usus” sebagai bagian dari upaya diseminasi ilmiah tentang kesehatan berbasis pendekatan biomedis. Kegiatan ini diselenggarakan pada Kamis, 19 Juni 2025 dan menjadi bagian dari seri edukasi yang menyoroti pentingnya hubungan antara pola makan dan keseimbangan mikroorganisme dalam usus manusia.
Dalam kegiatan ini, para peserta diajak menyelami konsep “you are what you eat” dan kutipan klasik Hippocrates, “all disease begins in the gut”. Melalui penjelasan ilmiah, dipaparkan bahwa usus bukan hanya organ pencernaan, melainkan rumah bagi triliunan mikroorganisme—disebut mikrobiota usus—yang kini dipahami sebagai salah satu indikator penting kesehatan tubuh.
Mikrobiota ini dapat berubah secara drastis hanya dalam waktu 24 jam setelah perubahan pola makan. Diet berbasis hewani terbukti mendorong pertumbuhan bakteri pemicu inflamasi, sedangkan diet berbasis nabati—seperti sayur, buah, dan biji-bijian—meningkatkan populasi bakteri baik yang memproduksi senyawa antiinflamasi seperti short chain fatty acid (SCFA). Fakta ini diperkuat oleh penelitian David et al. (2014), yang menunjukkan bahwa diet bisa mengubah mikrobioma usus baik dari segi komposisi maupun fungsinya, hanya dalam hitungan hari.
Dalam pemaparan materi, juga dijelaskan mengenai mikrobioma sebagai “biomarker hidup”, yaitu penanda biologis yang digunakan untuk menilai risiko penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, dan kanker. Perubahan mikrobioma yang terjadi akibat konsumsi makanan menjadi potensi besar untuk pengembangan personalized nutrition, atau diet yang dirancang secara khusus berdasarkan profil mikrobioma individu, guna mencapai kesehatan yang lebih presisi dan optimal.
Melalui edukasi ini, FK-KMK UGM mengajak masyarakat dan sivitas akademika untuk lebih sadar bahwa kesehatan usus mencerminkan kesehatan tubuh secara menyeluruh. Menjaga keseimbangan mikrobiota melalui pola makan tinggi serat dan rendah lemak jenuh bukan hanya soal tren gaya hidup, tetapi investasi kesehatan jangka panjang yang berbasis bukti ilmiah.
Kegiatan ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan mendorong kesadaran akan pentingnya pola makan sehat dalam mencegah penyakit kronis melalui pendekatan preventif. Upaya ini juga memperkuat arah transformasi edukasi kesehatan yang lebih personal, presisi, dan berbasis sains. Selain itu juga sejalan dengan SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Kontributor: Dr.rer.nat. Risky Oktriani, S.Si., M.Biotech., M.Sc).