FK-KMK UGM Bahas Gondongan dan Pencegahannya dalam Podcast Tropmed Talk

FK-KMK UGM. Pada periode Agustus hingga September 2024, terjadi peningkatan kasus gondongan atau parotitis di Kota Yogyakarta Yogyakarta. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat terdapat 157 anak usia sekolah dasar (SD) terpapar penyakit ini. Peningkatan kasus juga terjadi di daerah lain di luar Yogyakarta. Pusat Kedokteran Tropis (PKT) UGM mengangkat topik penyakit yang kerap menyerang anak-anak ini dalam podcast bulanan Tropmed Talk. Narasumber yang dihadirkan adalah Dr. dr. Rr. Ratni Indrawanti, Sp.A, Subsp. IPT, Dokter Spesialis Anak RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.

“Gondongan adalah infeksi yang terjadi pada kelenjar ludah, letaknya ada di bawah daun telinga,” jelas dr. Ratni di awal podcast. Jika terinfeksi virus penyebabnya, akan timbul gejala setelah 16-18 hari lamanya. Pada 2-3 hari pertama gejala mirip infeksi lainnya, seperti demam, pusing, badan tidak nyaman, terkadang disertai batuk atau muntah. Kemudian disusul terjadinya pembesaran pada kelenjar ludah yang terasa sakit. Pembesaran yang bisa terjadi di dua sisi leher ini akan berlangsung selama 5-7 hari. “Setelah itu akan mengecil sendiri,” jelas dr. Ratni.

Meski tergolong penyakit yang dapat sembuh sendiri, pada kasus tertentu gondongan dapat menyebabkan komplikasi. “Jika menjalar sampai otak, bisa menyebabkan radang otak,” ungkap dr. Ratni. Gejalanya antara lain demam, kejang dan penurunan kesadaran. Komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah pneumonia dan pankreatitis, atau peradangan pada pankreas. Kemudian jika menular pada usia remaja atau dewasa, gondongan dapat menyebabkan orchitis (peradangan testis) pada laki-laki dan ovaritis (peradangan ovarium) pada wanita. Komplikasi berat lain yang disebutkan oleh dr. Ratni adalah jika menular pada ibu hamil, terutama jika terjadi saat kehamilan kurang dari 12 minggu. “Bisa menyebabkan keguguran,” papar dr. Ratni.

Penularan gondongan tergolong mudah. “Sebagian besar melalui droplet yang keluar saat bersin, berteriak atau batuk,” ungkap dr. Ratni. Virus gondongan yang terdapat dalam droplet ini bisa hidup selama beberapa jam, sehingga memungkinkan terjadinya penularan tidak langsung. Penularan ini terjadi jika seseorang menyentuh droplet yang ada di permukaan benda kemudian telapak tangannya menyentuh hidung atau mulut. Terdapat dua saran yang diberikan oleh dr. Ratni. Bagi pasien, sebaiknya diisolasi selama lima hari terhitung sejak mulai demam. Sedangkan bagi yang sehat perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sangat penting untuk mencegah penularan penyakit ini.

Selain dengan PHBS, pencegahan lainnya adalah dengan vaksinasi MMR. “Ini adalah vaksin kombinasi, bisa untuk mencegah tiga penyakit,” jelas dr. Ratni. Tiga penyakit yang Beliau maksud adalah Mumps (Gondongan), Measles (Campak), dan Rubella. Terkait vaksinasi ini, dr. Ratni menjawab pertanyaan dari Sobat Tropmed yang mengikuti podcast lewat live instagram. “Apakah benar, jika pernah gondongan tidak perlu vaksinasi MMR?” tulis Sobat Tropmed di kolom chat. Menjawab pertanyaan tersebut, dr. Ratni menjelaskan bahwa pembesaran pada kelenjar ludah dapat disebabkan banyak hal. Perlu dibuktikan dahulu bahwa pembengkakan yang pernah dialami adalah benar gondongan. Jika terbukti benar melalui tes antibodi, maka boleh tidak mengikuti vaksinasi MMR.

Pertanyaan-pertanyaan lain dari Sobat Tropmed adalah seputar mitos dan fakta yang dibahas di penghujung podcast. “Jika anak gondongan, diberikan kalung mengkudu dapat mempercepat kesembuhan,” baca dr. Eta Auria Latifa, host pada podcast edisi Oktober ini. dr. Ratni menjawab bahwa sebetulnya kalung buah mengkudu itu bertujuan agar anak-anak tidak nyaman dengan baunya sehingga anak yang mengalami gondongan mau berdiam diri di rumah. Mitos lain yang ditanyakan adalah penyembuhan gondongan menggunakan blau. Menurut dr. Ratni, blau digunakan sebagai penanda agar area gondongan itu tidak disentuh karena sakit. Sebetulnya kedua mitos tersebut bermanfaat jika tahu maksudnya saat diterapkan. Namun keduanya tidak terbukti secara medis dapat menyembuhkan gondongan. Tema podcast ini selaras dengan SDGs khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera karena memberikan informasi terkait kesehatan masyarakat. (Kontributor: Pusat Kedokteran Tropis).