FK-KMK UGM. Indonesia adalah negara yang luas dengan tingkat diversikasi dan disparitas yang tinggi. Sudah saatnya dibangun sistem akreditasi pendidikan kedokteran yang memberikan keleluasaan dan fleksibilitas kepada setiap fakultas kedokteran untuk menjawab tantangan masalah kesehatan di wilayah kerja masing-masing. Serta mengakomodasi kreativitas dan inovasi setiap fakultas kedokteran dalam menerapkan Pendidikan Kedokteran Berbasis Kompetensi (PKBK). Hal ini disampaikan oleh Prof. dr. Titi Savitri Prihatiningsih, MA., M.Med.Ed., Ph.D dalam pidato pengukuhan Guru Besar yang berlangsung pada Selasa (28/11) di Balai Senat UGM.
Prof. Titi Savitri merupakan Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Kedokteran dan Bioetika dan Guru Besar aktif ke-465 di UGM. Penelitiannya berjudul “Pendidikan Kedokteran Berbasis Kompetensi dalam Konteks Mencapai Kesehatan untuk Semua: Implikasi terhadap Sistem Akreditasi”.
Dalam penelitiannya, Prof Titi menyampaikan bahwa Northen Ontario School of Medicine (NOSM) di Kanada dan Ateneo de Zamboanga School of Medicine di Filipina telah mampu meluluskan dokter sesuai kebutuhan pasien dan masyarakat di wilayahnya. Hal ini menyadarkan banyak ahli pendidikan kedokteran untuk merenungkan kembali tentang makna mutu pendidikan, bagaimana menilai mutu pendidikan melalui akreditasi.
Lebih lanjut Profesor Departemen Pendidikan Kedokteran dan Bioetika FK-KMK UGM menambahkan di tingkat internasional telah ada gerakan Global Consensus for Sosial Accountability of Medical Schools yang dideklarasikan oleh representasi lebih dari 130 asosiasi Fakultas Kedokteran di seluruh dunia. Konsesus ini mendorong diadopsinya sepuluh arah strategis untuk fakultas kedokteran agar socially accountable, dua diantaranya adalah adopsi PKBK dan peningkatan mutu pendidikan kedokteran berbasis akuntabilitas sosial. Sistem akreditasi perlu diarahkan untuk menilai keseluruhan fungsi fakultas kedokteran dalam berkontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Meng-highlight peningkatan mutu pendidikan kedokteran, pidato ini diharapkan akan mampu mengingatkan publik untuk turut serta dalam usaha pencapaian SDGs, terutama poin ke-4. Quality Education. (Dian/Humas. Editor: Tiara Kurniasari)