FK-KMK UGM. Pada hari Rabu, 21 Agustus 2024, pukul 9.30 WIB, sebuah sarasehan bertajuk “Pendidikan Klinik yang Bermartabat” telah digelar oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM melalui platform Zoom. Acara ini dibuka dengan sambutan dan Pengarahan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D. serta Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian RSUP Dr. Sardjito, drg. Nusati Ikawahju, M.Kes..
Terdapat 3 sesi materi pada sarasehan pendidikan klinis yang bermanfaat, yaitu dr. Yoyo Suhoyo, M.Med.Ed., Ph.D., selaku Ketua MHPEU dan Asisten Wakil Dekan yang membawakan materi mengenai Pencegahan dan Penanganan Kasus Bullying dan Kesehatan Mental pada Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Subspesiali, dr. Yudha Mathan Sakti, Sp.OT(K) yang membawakan materi mengenai Best Practise di Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi, dan dr. Supanji, Sp.M(K), M.Kes., Ph.D. yang membawakan materi mengenai Best Practise di Program Studi Ilmu Kesehatan Mata
Pendidikan Klinik Bermartabat adalah sebuah pendekatan yang tidak hanya berfokus pada pengembangan kompetensi teknis para peserta didik, tetapi juga membangun karakter dan nilai-nilai kemanusiaan yang kuat. Konsep ini melibatkan seluruh pihak yang terlibat dalam pendidikan klinik, mulai dari peserta didik, dosen atau pendidik, tenaga kependidikan, pengelola pendidikan, hingga dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
Dr. Yoyo, dalam sesinya menjelaskan bahwa melalui Pendidikan Klinik Bermartabat, setiap individu yang terlibat diharapkan mampu mengembangkan watak yang baik, yang pada akhirnya akan menciptakan budaya dan tata kehidupan yang lebih baik di lingkungan pendidikan klinik maupun di masyarakat luas. Ia menekankan bahwa pendidikan yang hanya mengedepankan aspek kognitif tanpa memperhatikan dimensi kemanusiaan dapat menghasilkan profesional kesehatan yang kurang peka terhadap kebutuhan emosional dan psikososial pasien.
Kaidah pendidikan klinik yang ideal sudah semestinya diterapkan mengingat saat ini isu terkait bullying dan masalah kesehatan mental pada pendidikan dokter spesialis sedang viral. Berbagai berita yang beredar lebih banyak menggambarkan sisi negatif dan beratnya menjalani pendidikan dokter spesialis. Untuk mengupayakan hal tersebut, kegiatan ini diharapkan dapat menangkal isu negatif yang beredar saat ini dan menunjukkan berbagai kegiatan positif dalam pendidikan dokter spesialis. Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya aspek kemanusiaan dalam pendidikan klinik semakin meningkat, dan menjadi landasan dalam mencetak profesional kesehatan yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi.
Sarasehan ini juga menggarisbawahi kontribusi Pendidikan Klinik Bermartabat dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada tujuan ke-3, yaitu “Kehidupan Sehat dan Sejahtera.” Dengan menempatkan kemanusiaan sebagai inti dari proses pendidikan, konsep ini mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui penciptaan tenaga kesehatan yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga berempati dan beretika. Pendidikan Klinik Bermartabat juga selaras dengan tujuan ke-4, yaitu “Pendidikan Berkualitas,” karena berfokus pada pembangunan karakter dan lingkungan belajar yang inklusif serta berkeadilan bagi semua pihak yang terlibat. (Assyifa/Reporter)