FK-KMK. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM bekerjasama dengan World Health Organization (WHO) menyelenggarakan seri pelatihan Pengembangan Kebijakan Menangani Masalah-Masalah Kesehatan Prioritas Berdasarkan Data Sistem Kesehatan (DaSK), yang merupakan rangkaian dari pre-fornas X JKKI.
“Kami telah mengembangkan upaya untuk memperkuat penyusunan kebijakan dan pengambilan kebijakan yang berbasis bukti atau data. Di Indonesia banyak sekali data atau dashboard, tetapi jarang sekali data tersebut digunakan sebagai bahan analisis yang dapat digunakan dalam pengembangan kebijakan. Tentunya pengembangan kebijakan melalui beberapa proses, mulai dari analisis data, analisis kebijakan, hingga penyusunan rekomendasi kebijakan”, jelas Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc.,Ph.D., Ketua Program Seri Pelatihan DaSK dan Analisis Kebijakan.
Berdasarkan hal tersebut, maka diadakan seri pelatihan DaSK dan analisis kebijakan yang digelar menggunakan metode blended learning melalui tiga tahap pelatihan. Tahap pertama dengan topik “Memahami Data dalam Dashboard Sistem Kesehatan (DaSK)” digelar pada Kamis (1/10) lalu dan dilanjutkan Jumat (2/10). Data repository Dashboard Sistem Kesehatan Nasional dan Provinsi (DaSK) terdapat dalam website www.kebijakankesehatanindonesia.net. Data-data yang terdapat dalam DaSK ini perlu didayagunakan untuk pengembangan kebijakan di berbagai masalah kesehatan prioritas. Dalam pelatihan pertama ini menghadirkan narasumber Insan Rekso Adiwibowo, M.Sc., pengelola DaSK sekaligus peneliti di PKMK FK-KMK UGM.
Tahap kedua yaitu “Pelatihan Penulisan Penelitian Kebijakan Kesehatan Berbasis Data Sekunder di DaSK” dengan topik penyakit-penyakit prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, penyakit kardiovaskular, dan kanker akan digelar pada 5-6 Oktober 2020 dan dilanjutkan 12-13 Oktober 2020. Kemudian tahap ketiga yaitu “Pelatihan Analisis Kebijakan (kesehatan ibu dan anak, gizi, penyakit kardiovaskular, dan kanker)” yang akan digelar pada 19-20 Oktober 2020 dan dilanjutkan 26-27 Oktober 2020.
Blended learning yang diterapkan pada seri pelatihan ini antara lain melalui live zoom meeting, penggunaan podcast, penggunaan video, whatsapp group dan berbagai cara lainnya. Harapannya dengan pendekatan blended learning, para peserta dapat mengatur sendiri kecepatan dan masa belajarnya.
Selain itu, seri pelatihan ini juga menghadirkan narasumber ahli – ahli teori dan konsep kebijakan dari Fakultas Ilmu Sosial Politik, sehingga ilmu yang dipergunakan memang mencakup ilmu sosial politik yang diaplikasikan ke sektor kesehatan. (Vania Elysia/Reporter)
Selengkapnya: https://kebijakankesehatanindonesia.net/