FK-KMK UGM. Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menyelenggarakan agenda rutin Research and Perspective Sharing (Raboan) dengan tema “Akreditasi dan Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi: Etika dan Tantangan untuk Melindungi Mutu Pendidikan” pada Rabu (08/01). Kegiatan yang dilaksanakan via Zoom ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam mengenai peran etika dalam menjaga mutu pendidikan Perguruan Tinggi.
Dr. dr. Veronika Ika Budiastuti, MPd dari Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret selaku pembicara memaparkan terkait Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Dr. Veronika mengemukakan, SPMI adalah suatu sistem yang digunakan oleh Perguruan Tinggi untuk menjamin mutu atau kualitas Perguruan Tinggi. Sementara itu, kualitas erat kaitannya dengan standar. Sesuatu yang berkualitas setidaknya sesuai dengan standar atau melampaui standar yang telah ditetapkan.
“SPMI tujuannya untuk memastikan bahwa standar yang ditetapkan oleh institusi telah diimplementasikan dengan baik. Jadi, tujuan akhirnya untuk memastikan kualitas akademik dan nonakademiknya tetap terjaga, lulusannya terjaga, luarannya terjaga karena pelaksaanannya berdasarkan standar,” jelas dr. Veronika.
Di Institusi Perguruan Tinggi Indonesia, dr. Veronika melanjutkan, SPMI diimplementasikan melalui siklus kegiatan yang terdiri atas Penetapan Standar, Pelaksanaan Standar, Evaluasi Standar, Evaluasi Pelaksanaan (Standar), Pengendalian, dan Peningkatan. Sementara itu, Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) di Indonesia mencakup tiga komponen utama, yaitu Standar Nasional Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian kepada Masyarakat.
dr. Veronika turut menyebut, pelaksanaan SPMI maupun SPME perlu ditinjau secara etika dengan memadukan pencapaian standar mutu, dengan penghormatan terhadap prinsip-prinsip etika, antara lain otonomi, kebaikan, tidak merugikan, dan keadilan.
“Untuk bertindak secara etis, seseorang harus memiliki karakter moral yang baik dan kebajikan supaya bisa membuat keputusan etis secara konsisten. Ketika individu dalam institusi tidak memiliki integritas moral, akan muncul risiko manipulasi data, pelanggaran kebijakan, atau praktik-praktik tidak etis lainnya,” tutupnya.
Kegiatan Raboan kali ini merupakan salah satu upaya FK-KMK UGM dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 16: Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Penulis: Citra/Humas).