Efektivitas Program Gizi bagi Performa Atlet di Indonesia

FK-UGM. Pendekatan ilmiah dapat meningkatkan prestasi atlet, seperti genetik, potensi dan kemampuan dasar, pelatihan dan program latihan, keterampilan teknik dan skill, sosial, sarana, prasarana, cuaca dan iklim, keadaan psikologis, percaya diri, motivasi dan penghargaan, serta fungsi tubuh dan gizi. Gizi merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi performa, namun masih sering diabaikan oleh atlet, pelatih dan pemangku kebijakan di Indonesia.

Berbagai permasalahan gizi yang terjadi, berujung pada performa atlet yang tidak optimal. Permasalahan yang timbul disebabkan oleh antropometri, biokimia, klinis dan asupan makan, sehingga perlu dilakukan perbaikan yang terus-menerus. Status gizi secara antropometri dijabarkan sebagai berat tubuh, tinggi tubuh, persen lemak, persen masa otot, endomorph, ektomorf, IMT/U, TB/U. Biokimia adalah glukosa dan kolesterol. Asupan makan yaitu energy, karbohidrat, protein, serat pangan, sedangkan asupan cairan atlet setelah program intervensi gizi (p<0.05).

Terapi gizi yang tepat, berkelanjutan serta monitoring dan evaluasi yang terus-menerus akan menjadi kunci keberhasilan manajemen gizi. Dengan demikian dapat menghasilkan outcome terbaik berupa performa atlet yang terjaga dalam waktu yang relatif panjang.

Latar belakang inilah yang memicu Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., RD., MPH dalam melakukan disertasinya dengan judul “Efektivitas Penatalaksanaan Gizi pada Atlet terhadap Perbaikan Status Gizi sebagai Penunjang Performa”. Disertasi ini disampaikan dalam ujian terbuka program Doktor Fakultas Kedokteran UGM (23/5) di Auditorium FK UGM dihadapan dewan penguji program Doktoral. Dalam disertasinya disampaikan bahwa program gizi efektif memperbaiki seluruh aspek antropometri, somatotype, status hidrasi, asupan makan dan asupan cairan, namun belum terlihat efektif memperbaiki biokimia. Program gizi memiliki pengaruh cukup besar terhadap performa atlet, sebesar 69,8%.

Harapan Mirza, penelitian yang melibatkan 126 orang di Asrama Atlet Remaja Ragunan, Kemenpora RI Jakarta dan SSB ASIFA (Aji Santoso International Football Academy) Malang dapat digunakan sebagai bahan perumusan kebijkan untuk menerapkan ilmu gizi pada bidang olah raga di Indonesia.

Mirza merupakan Doktor ke-289 di Fakultas Kedokteran UGM dan ke-3.592 se-UGM serta memperoleh predikat sangat memuaskan. Prof. dr. Mohammad Juffrie, Ph.D., Sp.A(K) Fakultas Kedokteran UGM menjadi promotor utama, sedangkan ko-promotornya adalah Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes. dan Dr. dr. Zaenal Muttaqien Sofro, AIFM, keduanya dari Fakultas Kedokteran UGM. (Dian/IRO)

Berita Terbaru