Edukasi Pencegahan Merokok di Sekolah: CHBP FK-KMK UGM Berdayakan Siswa untuk Hidup Sehat

FK-KMK UGM. Center of Health Behavior and Promotion (CHBP) FK-KMK UGM menginisiasi program edukasi pencegahan merokok di empat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tersebar di Yogyakarta dan Magelang. Program yang berlangsung dari Agustus hingga Oktober 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai bahaya rokok serta membekali mereka dengan keterampilan berpikir kritis agar mampu mengambil keputusan yang tepat terkait kesehatan mereka.

Meningkatnya jumlah perokok usia dini di Indonesia menjadi perhatian serius yang memerlukan intervensi sejak dini. Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2019 mengungkapkan bahwa 19% perokok remaja di Indonesia mulai merokok sebelum usia 10 tahun, sementara 19,2% siswa telah menggunakan produk tembakau. Sekolah memiliki peran strategis dalam membentuk kebiasaan sehat di kalangan remaja, mengingat sebagian besar waktu mereka dihabiskan di lingkungan pendidikan dan berinteraksi dengan teman sebaya.

Oleh karena itu, melalui program ini, CHBP FK-KMK UGM mengajak siswa untuk mengeksplorasi berbagai dampak rokok dari aspek kesehatan, ekonomi, sosial, hingga lingkungan. Pendekatan interaktif yang digunakan dalam kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa, tetapi juga mendorong mereka agar lebih berani menyuarakan pendapat serta berperan aktif dalam upaya pencegahan merokok.

Selama sesi edukasi, siswa dilibatkan dalam diskusi kelompok yang membahas mitos dan fakta seputar rokok. Mereka diberikan informasi yang benar untuk meluruskan berbagai kesalahpahaman yang kerap beredar di masyarakat. Fasilitator dari CHBP, yang terdiri dari Aliya Wardana Rustandi, Deskantari Murti Ari Sadewa, dan Dagun Raisah Laksmi Pratiwi, memandu sesi ini dengan menambahkan perspektif ilmiah serta memberikan wawasan tentang cara menghadapi tekanan sosial yang mendorong remaja untuk merokok.

Metode edukasi interaktif yang diterapkan dalam program ini mendapat respons positif dari siswa. Mereka menilai bahwa pendekatan berbasis diskusi dan permainan kelompok yang menarik tidak hanya membantu meningkatkan pemahaman mereka tentang bahaya merokok, tetapi juga mengasah keterampilan berpikir kritis. Partisipasi aktif dalam sesi ini menciptakan komunikasi dua arah antara fasilitator dan peserta, sehingga memperkaya pengalaman belajar mereka.

Salah satu guru dari SMP Negeri 2 Mungkid juga mengapresiasi kegiatan ini, menyatakan bahwa edukasi dari UGM telah memberikan wawasan baru serta meningkatkan motivasi siswa dalam belajar secara lebih aktif. Program edukasi ini memiliki dampak yang lebih luas dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Melalui pendekatan berbasis pendidikan dan partisipasi aktif, program ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi model dalam upaya pencegahan merokok di kalangan remaja. Dengan membekali siswa dengan pemahaman dan keterampilan yang tepat, mereka dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari ancaman rokok. (Kontributor: Aliya Wardana Rustandi, Deskantari Murti Ari Sadewa, Nia Lestari Muqarohmah/Editor: Sitam).