Edukasi Kesehatan Masyarakat Lewat Pagelaran Wayang

FK-UGM. Berbagai macam risiko kesehatan mengancam masyarakat. Sarana edukasi dan promosi kesehatan sebagai upaya preventif telah digalakkan dari kalangan akademisi maupun pemerintah. Menanggapi hal ini, Fakultas Kedokteran UGM akan mengadakan pagelaran wayang kulit di Balai Desa Sukoreno, Sentolo Kabupaten Kulon Progo, Sabtu (18/3) dengan judul “Jumenengan Parikesit”, Ki Anom Sucondro, sebagai salah satu agenda Dies ke-71 tahun 2017.

Pelaksanaan pagelaran wayang kulit memang telah menjadi agenda rutin Dies Fakultas Kedokteran UGM. Akan tetapi, pada kegiatan tahun 2017 ini sedikit agak berbeda dengan kebiasaan penyelenggaraan pagelaran wayang kulit tahun-tahun sebelumnya, yakni dilakukan di  daerah agar FK UGM semakin dekat dengan masyarakat.

“Wayangan ini berkaitan dengan kegiatan pengabdian masyarakat. Apa yang bisa diabdikan FK UGM untuk masyarakat adalah untuk menghibur sekaligus mengedukasi masyarakat. Kita memberikan pesan-pesan kesehatan di dalamnya karena wayang itu merupakan salah satu dari beberapa media yang diyakini mampu mendidik masyarakat,” ungkap Ketua Panitia Pagelaran Wayang FK UGM, Prof. dr. Suhardjo, SU., SpM(K), Rabu (15/3) saat ditemui di sela-sela aktivitasnya di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Selain pagelaran wayang kulit, Fakultas Kedokteran UGM juga menyelenggarakan kegiatan bakti sosial. Mulai dari kegiatan Bedah Rumah, pemeriksaan kulit, pemeriksaan anak, maupun pemeriksaan mata anak dan pemberian kacamata anak gratis menjadi agenda bakti sosial tahun ini di Kabupaten Kulon Progo.

“Sekitar 10-20 persen anak-anak Indonesia usia SD-SMP memiliki masalah mata minimal gangguan rabun jauh. Sebagian besar dari mereka tidak tahu bahwa mereka mempunyai gangguan mata, dan baru terdeteksi setelah diperiksa oleh dokter mata. Padahal jika dilakukan pemeriksaan sejak dini, 40 persen gangguan penglihatan itu bisa dihindari bahkan dicegah,” imbuh Guru Besar Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UGM ini.

Melalui kegiatan pagelaran wayang kulit sebagai upaya edukasi kepada masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM berharap agar risiko-risiko penyakit bisa berkurang. “Intinya, wayang menjadi sarana untuk menyampaikan informasi kesehatan sekaligus mengatasi ketidaktahuan masyarakat,” pungkas Prof. Suhardjo. (Wiwin/IRO)