FK-KMK UGM. Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) memublikasikan penelitian tentang peran senesensi vascular dalam penuaan kulit melalui mekanisme neuroimun. Satrio Adi Wicaksono, staf dosen muda Departemen Histologi dan Biologi Sel FK-KMK UGM yang saat ini menempuh studi doktoral di Kobe University, Jepang, bersama tim peneliti internasional berhasil menerbitkan artikel ilmiah berjudul “Effect of Physalis angulata fraction on seminiferous tubules, Bax, Bcl-2, and SOD1 mRNA expression in testicular diabetic rat model” di jurnal Communications Biology. Artikel ini dipublikasikan secara online pada 2025.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman ilmiah terkait bagaimana penuaan vaskular—terutama senesensi sel endotel (endotheliocytus; EC)—dapat mempengaruhi penuaan kulit. Penuaan kulit sering dikaitkan dengan disfungsi vaskular progresif, tetapi hubungan biologis rinci antara vasculature dan penuaan dermal belum dijelaskan secara komprehensif. Dengan meningkatnya harapan hidup global, penuaan kulit memiliki implikasi klinis dan estetis yang signifikan, sehingga memahami mekanismenya dapat membuka peluang terapi yang lebih tersasar.
Dalam studi ini, peneliti menggunakan model tikus dengan senesensi EC yang ditargetkan secara spesifik untuk mengevaluasi dampaknya pada dermis. Analisis meliputi aktivasi sel mast (mastocytus), sekresi faktor pro-inflamasi yang termasuk senescence-associated secretory phenotype (SASP), serta produksi peptida neurokalkitonin CGRP oleh akson dermal. Intervensi farmakologis dilakukan untuk menstabilkan mastocytus atau menghambat jalur EC-SASP-CGRP guna menilai perubahan fenotipe penuaan kulit.
Hasil utama menunjukkan bahwa senesensi pada endotheliocytus menghasilkan SASP yang memicu neuron dermal untuk menghasilkan CGRP. CGRP selanjutnya memicu degranulasi pada mastocytus, yang terkait dengan ciri-ciri penuaan kulit, seperti penipisan dermis, degradasi kolagen, serta perlambatan penyembuhan luka. Intervensi untuk menghambat jalur EC-SASP-CGRP atau menstabilkan mastocytus secara farmakologis terbukti secara signifikan mengurangi tanda-tanda penuaan tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa senesensi vaskular bukan sekadar fenomena pembuluh darah semata, tetapi juga regulator awal penuaan kulit melalui interaksi kompleks antara sistem vaskular dan sistem imun melalui lintasan neuroimun.
Penelitian ini memberikan bukti ilmiah kuat bahwa senesensi endotheliocytus dapat berfungsi sebagai pemicu awal penuaan kulit melalui aktivasi jalur imun dan neurokalkitonin, serta menunjukkan bahwa modulasi jalur EC-SASP-CGRP dapat mengurangi tanda-tanda penuaan. Temuan ini membuka peluang terapi baru yang lebih efektif terhadap penuaan kulit dan memperkuat peran FK-KMK UGM dalam riset biomedis translasi yang inovatif dan berdampak.
Penelitian ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui dukungan terhadap inovasi bidang kesehatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup, SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui penguatan kapasitas generasi peneliti muda di FK-KMK UGM, serta SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur dengan memperkuat riset biomedis yang memajukan industri pengetahuan dan pemanfaatan teknologi ilmiah dalam pengembangan terapi baru terhadap proses penuaan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Kontributor: Rina Susilowati).



