Dosen FK-KMK UGM Berpartisipasi dalam Sosialisasi Teknologi NGS untuk Deteksi Tuberkulosis di Bali

FK-KMK UGM. Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM dari Departemen Mikrobiologi turut serta dalam kegiatan penting Koordinasi dan Sosialisasi Peta Jalan Implementasi Teknologi Next-Generation Sequencing (NGS) untuk Pemeriksaan Tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Agenda ini berlangsung selama empat hari 19-22 Mei 2024 di Bali.

Acara ini dihadiri oleh pakar, praktisi medis, serta pembuat kebijakan dari seluruh Indonesia. Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkenalkan dan mempromosikan penggunaan teknologi NGS untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam mendeteksi TBC. Adapun dosen FK-KMK UGM yang berpartisipasi adalah Dr. M. Edwin Widyanto Daniwijaya, Ph.D., Sp.MK.

Implementasi teknologi NGS dalam pemeriksaan TBC di Indonesia direncanakan berjalan dalam tiga fase antara tahun 2024 hingga 2029. Fase pertama pada tahun 2024 akan difokuskan pada persiapan dan peningkatan kapasitas laboratorium untuk pelaksanaan pemeriksaan NGS. Fase kedua, yang akan berlangsung pada tahun 2025-2026, akan mencakup penggunaan NGS untuk surveilans TBC. Sedangkan fase ketiga, direncanakan pada tahun 2027-2029, akan mengintegrasikan pemeriksaan NGS dalam pengelolaan klinis pasien TBC. Kerangka pemanfaatan ini juga mencakup surveilans resistansi obat, manajemen klinis pasien dengan TBC resistan obat (TBC-RO), penelitian dan inovasi, serta penguatan kapasitas biorepository TBC.

Selain memperkenalkan teknologi baru, acara ini juga menjadi forum penting untuk membahas strategi nasional dalam mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030, dikenal sebagai END-TB 2030. Diskusi yang diadakan melibatkan berbagai pihak untuk memastikan kesiapan implementasi teknologi NGS dalam skala nasional. Selain itu, pertemuan ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk memperluas jaringan profesional dan membangun kolaborasi antar lembaga yang sangat diperlukan untuk memastikan suksesnya program ini.

Kolaborasi antar berbagai pihak, baik dari sektor kesehatan, pemerintah, maupun institusi pendidikan, sangat krusial dalam mencapai tujuan ini. Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya SDG 3 Kehidupan Sehatn dan Sejahtera yang menekankan pentingnya kesehatan yang baik dan kesejahteraan bagi semua orang, serta SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan yang menekankan pentingnya kemitraan dalam mencapai tujuan pembangunan.

Dengan adanya teknologi NGS, diharapkan upaya penanggulangan TBC di Indonesia dapat berjalan lebih efektif, memberikan diagnosis yang lebih cepat dan akurat, serta meningkatkan kualitas pengelolaan klinis pasien. Kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam memperkuat sistem kesehatan nasional, memperluas akses terhadap teknologi medis mutakhir, dan pada akhirnya, meningkatkan kualitas hidup masyarakat. (Penulis: Dian A & Ayu R/Editor:Sitam).