FK-KMK UGM. Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menjadi orang pertama yang melakukan penelitian terkait perubahan regulasi biogenesis mitokondria (PGC-1α, miR-23a, dan miR-126 plasma) akibat latihan fisik aerobik tipe continous dengan menggunakan berbagai intensitas yang berbeda. Hasil penelitian dr. Rahmaningsih Mara Sabirin, M.Sc. yang berjudul “Pengaruh Intensitas Latihan Fisik Aerobik terhadap Regulator Biogenesis Mitokondra pada Laki-laki Dewasa Muda Sehat” ini disampaikan dalam Ujian Terbuka Doktor pada Kamis (12/1) di Auditorium Lantai 1 FK-KMK UGM.
Penelitian ini dinilai penting mengingat peran besar mitokondria dalam menjaga kesehatan dan mencegah tidak menular, seperti diabetes dan hipertensi. “Penyakit tidak menular menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Harapannya dengan usulan latihan fisik sesuai dengan usia dan jenis kelamin, seseorang bisa memaksimalkan fungsi mitokondria di dalam tubuhnya,” jelas staf Departemen Fisiologi FK-KMK UGM.
Melalui penelitian ini, dr. Rahma mampu membuktikan bahwa latihan fisik aerobik dapat meningkatkan co-activator biogenesis mitokondria dan regulator co-activator biogenesis mitokondria.
Laki-laki muda menjadi subjek dalam penelitian ini. “Subjek yang dipilih hanya laki-laki karena estrogen dapat mempengaruhi kadar PGC-1α. Peneliti khawatir jika melibatkan wanita sebagai subjek, hal tersebut akan berpengaruh pada hasil,” terangnya.
Usulan latihan fisik untuk usia dewasa adalah 150 menit intensitas sedang dalam 1 minggu atau 75 menit intensitas tinggi dalam 1 minggu. “Biasanya beberapa orang yang tidak punya waktu luang saat weekday melakukan latihan fisik dengan cara dirapel. Namun, belum ada penelitian yang menunjukkan bagaimana perubahan yang didapatkan dengan metode seperti itu,” ungkap dr. Rahma.
Melalui disertasinya, dr. Rahma berhasil meraih predikat sangat memuaskan yang dipromotori oleh Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes., AIFM. (Nirwana/Reporter)