FK-KMK UGM. Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM berkolaborasi dengan World Health Organization (WHO) Indonesia dan Tim Pengendalian Penyakit Akibat Tembakau dan Penyakit Paru (PPAT & PP) Kementerian Kesehatan RI dalam menyelenggarakan Pertemuan Konsultatif Kedua Rencana Aksi Nasional (RAN) Upaya Berhenti Merokok (UBM) 2025–2029, yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Rabu, 16 April 2025, pukul 09.00–11.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 30 peserta dari berbagai lembaga strategis nasional.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari diskusi sebelumnya yang telah diselenggarakan di Jakarta pada 17 Maret 2025. Tujuannya adalah untuk menyempurnakan draft RAN UBM berdasarkan masukan lintas sektor, sebagai langkah strategis memperkuat pelayanan upaya berhenti merokok secara nasional. Indonesia yang saat ini masih menempati peringkat tinggi dalam konsumsi rokok global, dihadapkan pada tantangan serius dalam penyediaan layanan berhenti merokok yang memadai dan efektif.
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, dalam sambutan menyampaikan diperlukannya rencana aksi nasional yang komprehensif untuk mendukung pelayanan upaya berhenti merokok di Indonesia. Pada sesi utama, Prof. Dra. R.A. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., dari FK-KMK UGM, menyampaikan hasil pemutakhiran dokumen RAN UBM 2025–2029 yang telah disesuaikan dengan masukan pada pertemuan sebelumnya. Draft tersebut mencakup penguatan sistem layanan UBM berbasis fasilitas kesehatan, edukasi publik, hingga upaya integrasi lintas kementerian dan organisasi profesi.
Diskusi interaktif yang dimoderatori oleh Hanifah Rogayah, SKM, MPH. dari Tim PPAT & PP Kementerian Kesehatan, menghasilkan berbagai masukan substansial, mulai dari aspek regulasi, integrasi layanan primer, penguatan SDM kesehatan, hingga peningkatan peran komunitas dan media dalam kampanye berhenti merokok. Hadir pula perwakilan dari Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM, yaitu dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D., Mentari Widiastuti, S.Farm., Apt., MPH., dr. Gilbert Kusila, MHS, AIFO-K., Deskantari Murti Ari Sadewa, S.Kep., Ns., dan Wilda Fauzia Ulfa, S.Psi., yang turut aktif berkontribusi dalam penyempurnaan strategi pelaksanaan RAN.
Pertemuan ini juga memperlihatkan kekuatan kemitraan lintas sektor, dengan kehadiran peserta dari berbagai instansi seperti Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Komnas Pengendalian Tembakau, Persatuan Dokter Paru Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, hingga organisasi internasional seperti Vital Strategies. Kegiatan ini mencerminkan komitmen kuat FK-KMK UGM dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Melalui proses konsultatif yang inklusif ini, diharapkan RAN UBM 2025–2029 dapat menjadi panduan kebijakan yang solid dan adaptif, serta memberikan dampak nyata dalam mengurangi prevalensi perokok aktif di Indonesia. FK-KMK UGM terus berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi nasional dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, produktif, dan bebas dari bahaya tembakau. (Kontributor: Deskantari Murti Ari Sadewa, Wilda Fauzia Ulfa, dan Sinta Ristiyanti).