FK-KMK UGM. Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM bekerja sama dengan Health Promoting University UGM, Yayasan KAKAK Surakarta, CISDI, dan YLKI menyelenggarakan Diskusi Publik dengan judul Terapkan Cukai MBDK sebagai Bentuk Kehadiran Negara untuk Generasi Emas secara daring pada Jumat (30/08). Diskusi ini bertujuan untuk mengubah kesadaran dan perilaku masyarakat terhadap MBDK, menekankan bahwa produk ini bukan bagian dari pola makan yang sehat dan bergizi.
Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) saat ini sangat mudah diakses di Indonesia, termasuk produk seperti kopi, teh, susu olahan, dan minuman berkarbonasi yang diminati oleh banyak konsumen, terutama anak-anak. Sayangnya, tingginya konsumsi MBDK ini berkontribusi pada peningkatan prevalensi diabetes di Indonesia. Data menunjukkan bahwa prevalensi diabetes di Indonesia meningkat dari 10,9% pada 2018 menjadi 11,7% pada 2023, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan prevalensi diabetes tertinggi ketiga di Asia Tenggara pada 2020.
FAKTA Indonesia dan Koalisi PASTI sangat menyayangkan penundaan penerapan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) pada tahun 2024. Cukai ini penting untuk mencegah penyakit tidak menular (PTM) dengan mendorong produsen mengurangi kadar gula dalam produk mereka. WHO juga merekomendasikan penerapan cukai pada MBDK sebagai langkah untuk mempromosikan gaya hidup sehat dan mengurangi angka penyakit serta kematian akibat konsumsi gula berlebihan.
Adapun narasumber ini antara lain Dr. Uli Parulian Sihombing, S.H., M.H. (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia), Prof. Dra. RA Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. (HPU Universitas Gadjah Mada), dr. Gisella Tellys, M.P.H. (CISDI), dan Tulus Abadi, S.H. (YLKI). Pembahasan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai bahaya konsumsi MBDK.
Workshop ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dan SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan karena adanya kolaborasi berbagai institusi dalam mengedukasi polah hidup sehat. (Humas/Sitam:Foto/Ilustrasi AI).