Doktor UGM Mengkaji Variasi Gen Penyebab Hipertensi dan Hipertiroid

FK-KMK UGM. Mahasiswa Program Doktor Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, R. Agus Wibowo Slamet, S.Si., MSc., berhasil meraih gelar Doktor UGM ke-5.535 setelah mengkaji variasi gen penyebab hipertensi dan hipertiroid yang berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji ujian terbuka promosi doctor, Rabu (15/6) secara daring.

Penelitian bertajuk “Hubungan variasi gen tiroid hormon reseptor (thr); β-adrenergic reseptor (adrb) dan renin-angiotensin aldosteron system (raas) dengan tekanan darah pada penderita hipertiroid”, dengan promotor Dr. Dra. Pramudji Hastuti, Apt., MS ini berhasil mengantarkan Agus Wibowo meraih predikat Cumlaude.

Agus Wibowo menegaskan bahwa hipertensi menjadi salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi 34,1% yang cukup mendominasi dibandingkan penyakit lain.

“Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan prevalensi penyakit hipertensi nomor sembilan belas tertinggi di dunia bersama Myanmar, India, Srilangka, Bhutan, Thailand, Nepal, Maldives. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,11 % pada umur diatas 18 tahun dan mempunyai kecenderungan hipertensi dialami oleh perempuan 36,85% dan pria 31,34%,” ungkapnya.

Dirinya juga menambahkan bahwa faktor genetik dan lingkungan seperti merokok, konsumsi garam, aktifitas fisik, alkohol dan gaya hidup berperan terhadap kejadian penyakit hipertensi. Reseptor tiroid hormon-α (THRA) dan THRB telah dikaitkan dengan banyak pengaruh hormon tiroid pada sistem kardiovaskular.

Selain itu, faktor genetik lain yang berperan dalam kejadian hipertensi adalah Renin Angiotensin-Aldosteron System (RAAS). Variasi pada gen renin-angiotensin aldosterone system (RAAS) telah dipelajari sebagai faktor yang berperan dalam kejadian hipertensi

“Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi gen THR, ADRB, dan RAAS dan gaya hidup terhadap kejadian hipertensi pada penderita hipertiroid,” tegas Agus Wibowo.

Penelitian yang melibatkan 124 subjek ini berhasil menyimpulkan bahwa hormon tiroid tidak berhubungan secara bermakna dengan kejadian hipertensi pada populasi hipertiroid. Bahkan tekanan darah pada wanita dengan hipertiroid dan hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur tetapi tidak berbeda bermakna secara statistik.

“Faktor risiko IMT atau obesitas, aktifitas fisik merokok, dan konsumsi alkohol tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penelitian. Faktor risiko konsumsi makanan dengan cara digoreng memiliki risiko terbesar untuk perkembangan hipertensi berhubungan secara bermakna secara statistik,” pungkasnya (Wiwin/IRO).

Berita Terbaru