FK-KMK UGM. Mahasiswa program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, dr. Ardi Pramono, SpAn., M.Kes., berhasil meraih gelar Doktor usai mengkaji variabel penanda mortalitas pasien akhir hidup kanker yang mengalami henti jantung, Selasa (28/6).
Penyakit terbesar yang ditangani dalam perawatan paliatif adalah penyakit kardiovaskkuler (38,4%), kanker (34,01%) dan selanjutnya penyakit paru obstruksi kronik, HIV/AIDS, diabetes mellitus dan penyakit kronik lainnya dalam jumlah yang kecil.
“Meskipun resusitasi jantung paru merupakan prosedur medis utama pada henti jantung, tetapi suatu penelitian review pustaka menunjukkan bahwa kelangsungan hidup pasca resusitasi jantungparu pasien dengan kanker tahap akhir lebih rendah dari pasien bukan kanker,” ungkap dr. Ardi Pramono dalam paparan disertasinya.
Kondisi ini menurut dr. Ardi Pramono menimbulkan dilema yang dihadapi dokter klinik saat memberikan penanganan pasien, yakni apakah perlu tindakan resusitasi atau tidak. Beberapa kajian bahkan menunjukkan bahwa suatu intervensi yang tidak bisa memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup masuk dalam kategori tindakan sia-sia.
“Penelitian ini menghasilkan skor yang dapat secara objektif mengukur kesia-siaan tindakan RJP pada pasien, sehingga dapat ditentukan tindakan RJP atau DnR,” ujar dr. Ardi Pramono saat memaparkan hasil kajiannya.
Penelitian berjudul “Skor Sia-Sia (Futile for Cardiopulmonary Resuscitation) Tindakan Resusitasi Jantung-Paru (RJP) pada Akhir Hidup Pasien Kanker,” di bawah bimbingan Promotor: Dr. Yunita Widyastuti, M.Kes., SpAn. KAP., PhD., ini berhasil mengantarkan dr. Ardi Pramono meraih gelar Doktor ke-5.536 dengan predikat Cumlaude. (Wiwin/IRO)