FK-KMK UGM. Staf Divisi Urologi Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, dr. Prahara Yuri, Sp.U(K)., berhasil meraih gelar Doktor UGM ke-5.384 dalam sidang terbuka promosi Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Selasa (18/1) secara daring.
Melalui kajian penelitian untuk menilai abnormalitas tunika dartos pada pasien hipospadia dibandingkan dengan pasien normal dengan menilai ekspresi kolagen tipe 1, elastin, fibrilin dan fibronectin pada elvel protein dan mRNA, dr. Yuri berhasil meraih predikat Cumlaude dengan IPK 3,92 di bahwa asuhan promotor Dr. dr. Ishandono Dachlan, MSc., SpB., SpBP-RE(K).
“Hipospadia merupakan penyakit bawaaan genitalia eksterna yang sering terjadi bersamaan dengan chordee. Reseksi tunika dartos membuat penis lurus pada kasus hipospadia sehingga menunjukkan bahwa tunika dartos terlibat dalam patofisiologi chordee,” terang dr. Yuri mengawali paparannya.
Doktor Yuri juga menambahkan bahwa saat ini penelitian yang melaporkan tentang elastisitas tunika dartos juga masih sangat jarang ditemukan. “Bahkan sampai saat ini belum ada penelitian yang membandingkan perbedaan elastisitas dartos berdasarkan tipe hipospadia dan derajat chordee,” imbuhnya.
Penelitian yang mengambil 40 sampel pasien hipospadia dan 40 sampel pasien dengan penis normal sebagai kontrol ini berhasil menyimpulkan bahwa Ekspresi COL1A1, ELN, FN dan FBN-1 pada tunika dartos berdasarkan tipe hipospadia dan derajat chordee lebih rendah dari kontrol baik pada pemeriksaan qPCR dan IHK.
“Dengan diketahuinya abnormalitas tunika dartos pada pasien hipospadia, dapat menjadi pertimbangan dalam penggunaan tunika dartos bagian ventral sebagai lapisan penutup luka pada tindakan uretroplasti sehingga memberikan hasil yang baik terhadap keberhasilan operasi,” terang dr. Yuri.
Doktor Yuri juga menyatakan bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain adalah adanya sampel yang minimal pada analisis subgroup baik derajat hipospadia dan derajat chordee, ketersediaan tunika dartos yang terbatas serta sarana dan prasarana laboratorium dalam melakukan penelitian yang belum optimal. (Wiwin/IRO)