Doktor FKKMK Menyusun Pedoman Relawan Kanker

FKKMK-UGM. Berkembangnya mitos tentang kanker dan pengobatannya mengakibatkan penanganan penyakit ini tidak optimal karena penderita mendapatkan informasi yang keliru. Oleh karenanya, pendampingan relawan untuk penderita kanker sangat diperlukan agar pengobatan medis bisa dilakukan secara cepat dan tepat.

Doktor Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Irene Marcellina Sunarsih, Selasa (15/5) dalam ujian terbuka program Doktor mengungkapkan bahwa penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mencari penyebab pasien kanker payudara menunda pengobatan medis. Selain itu, Doktor yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua I Yayasan Kanker Indonesia (YKI) ini dari hasil penelitiannya juga ingin membuat pedoman relawan dalam pendampingan pasien kanker payudara sebagai salah satu bentuk sarana pengembangan model pendampingan yang diperlukan pasien, baik dari sisi ekonomi, sosial, psikologis maupun spiritual.

Penyakit kanker merupakan penyakit yang dapat menimbulkan dampak sosial, ekonomi, psikologi dan spiritual yang cukup berarti. Angka kejadian dan kematian penyakit kanker, baik data tingkat global, Indonesia maupun di Daerah Istimewa Yogyakarta, meningkat dan jenis kanker tertinggi adalah kanker payudara. Banyak pasien datang ke rumah sakit dalam stadium lanjut, karena menunda pengobatan medisnya dan mencoba melakukan pengobatan non medis.

“Wawancara mendalam penelitian ini dilakukan kepada 20 pasien kanker payudara yang sedang melakukan pengobatan medis, yang pernah menunda pengobatan medisnya. Penyebab penundaan sebagai dasar pembuatan pedoman pendampingan dilakukan dengan metode Delphi yang dilanjutkan dengan pemberian masukan serta penilaian oleh relawan,” ungkap Sunarsih.

Penelitian dengan promotor Prof. Dr. dr. Soenarto Sastrowijoto, Sp.THT ini menghasilkan informasi terkait penyebab terjadinya penundaan pengobatan medis karena alasan takut, kurangnya pengetahuan tentang kanker dan gejalanya, mitos, budaya menentukan keputusan, tidak percaya diagnosis dokter, pelayanan dokter, pelayanan kesehatan, biaya, hanya percaya pengobatan alternatif dan hanya mengandalkan doa.

“Penelitian ini juga menghasilkan pedoman relawan dalam bentuk buku saku. Harapannya, buku pedoman bisa disosialisasikan kepada relawan dan semua yang peduli pada pendampingan pasien kanker,” tegas Sunarsih. Melalui penelitian ini, I.M Sunarsih berhasil meraih gelar Doktor 3.995 UGM. (Wiwin/IRO)