Doktor FKKMK Meneliti Kelainan Kulit Wajah Perempuan

FKKMK-UGM. Doktor Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr. Betty Ekawati Suryaningsih, SpKK., meneliti bercak berwarna gelap, coklat atau kehitaman yang merupakan kelainan pada kulit wajah (melasma) perempuan. Penelitian yang melibatkan subjek perempuan suku Jawa di Yogyakarta ini dipresentasikan pada sidang ujian terbuka program Doktor FKKMK UGM, Rabu (25/4) di gedung Auditorium.

“Melasma merupakan suatu peningkatan melanin atau zat dalam tubuh yang bertanggungjawab untuk pewarnaan kulit (kelainan hiperpigmentasi) dengan predileksi pada wajah dan terdistribusi simetris, seperti halnya di pipi, hidung, dahi, dagu, dan di atas bibir,” terang dr. Betty.

Dirinya juga menambahkan bahwa kasus ini banyak terjadi pada perempuan dengan usia reproduktif, dan banyak terjadi pada individu yang mempunyai tipe kulit III-V. Menyitir teori Fitzpatrick, tipe ketiga memiliki tingkat sensitif rata-rata, kadang terbakar, penggelapan perlahan sampai coklat muda. Sedangkan tipe kelima, sensitif terhadap matahari, jarang menyebabkan luka bakar namun cukup mudah terjadi penggelapan.

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor genetik dengan kejadian, derajat keparahan, dan tipe melasma ini menghasilkan beberapa simpulan. Pertama, faktor riwayat dalam keluarga atau genetik tampaknya merupakan faktor risiko terjadinya melasma. Kedua, paparan matahari memiliki kurang dari 5% faktor risiko terjadinya melasma.

“Dalam penelitian ini, penderita melasma lebih banyak mendapatkan paparan matahari lebih dari satu jam, sehingga terjadi akumulasi paparan matahari dan menimbulkan kelainan pigmentasi berupa melasma, terang dosen Fakultas Kedokteran UII ini.

Ketiga,  faktor umur (>40 tahun) dan paparan matahari (>1 jam) menjadi faktor risiko dalam derajat keparahan melasma, meskipun tidak menunjukkan nilai bermakna dalam penelitian ini. “Oleh karenanya, perempuan yang berumur 40 tahun penting untuk menggunakan tabir surya,” tegas dr Betty.

Penelitian kejadian melasma pada populasi perempuan suku Jawa di Yogyakarta ini berhasil mengantarkan dr. Betty Ekawati Suryaningsih, SpKK meraih gelar Doktor ke – 3.992 dengan promotor Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp.KK(K). (Wiwin/IRO; Foto/Aryo)