Doktor FK-KMK Teliti Pengobatan Multi Drug Resistant Tuberculosis

FK-KMK UGM. Hardini Tri Indarti, S.Si., Apt., M.Epid telah melaksanakan Ujian Terbuka Doktornya yang berjudul “Analisis Farmakoekonomi Regimen Obat Individual Yang Mengandung Bedaquiline Dibandingkan Dengan Regimen Obat Standar Jangka Pendek Pada Pengobatan Multi Drug Resistant Tuberculosis” pada Selasa (21/3) di Auditorium Lantai 8 Gedung Pascasarjana Tahir Foundation FK-KMK. Hasil penelitian yang menjadi fokus promosi doktoral ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3, yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera bagi semua.

Hardini mengatakan bahwa tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian tertinggi di dunia. Pada tahun 2020,  tercatat 1,4 juta orang di dunia meninggal akibat TB.

TB juga merupakan penyebab kematian utama pada penderita HIV. “Salah satu tantangan terbesar dalam pengobatan TB di dunia adalah terjadinya  resistensi Mycobacterium tuberculosis  terhadap obat anti tuberkulosis,” tambahnya.

Hasil dari penelitian yang dipromotori oleh Prof. Dr. Dra. Erna Kristin, Apt., M.Si. menjelaskan bahwa dari 586 pasien yang terdata memulai pengobatan di Poli MDR-TB RS DR Soetomo tahun 2016-2018, sebanyak 216 pasien mendapat regimen obat STR dan regimen obat BDQ.  Jumlah pasien yang mendapatkan regimen obat STR adalah 122 orang, dan jumlah pasien yang mendapatkan regimen obat BDQ adalah 94 orang.

Dari penelitian ini, Hardini memberikan saran yang bisa dilakukan untuk pengembangan di masa depan. “Diperlukan proses edukasi dan pendampingan yang lebih intens ke pasien untuk mencegah pasien putus pengobatan, data efek samping diinput ke dalam sistem eTB agar tersedia data keamanan yang lengkap pada sistem, penelitian lanjutan menggunakan data riil tagihan RS ke Program TB nasional, penguatan program yang dapat mengurangi biaya langsung non medis seperti program ACF (active case finding)  dan program pemberian subsidi transportasi, serta penelitian lanjutan untuk membandingkan regimen bedaquiline dengan regimen standar dengan durasi terapi yang sama,” jelasnya.

Hardini Tri Indarti, S.Si., Apt., M.Epid lulus dengan predikat sangat memuaskan sebagai Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. (Nirwana/Reporter; Vincent/Editor)