Doktor Baru FK-KMK UGM Teliti Pengaruh Suplementasi NAC dan Aspirin Dosis Rendah terhadap Cedera Iskemik-Reperfusi pada Torsio Testis

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) meluluskan mahasiswa Program Studi Doktor sekaligus dosen Urologi FK-KMK UGM, Dr. dr. Sakti Ronggowardhana Brodjonegoro, Sp.U(K), dengan predikat Cumlaude. Dalam ujian terbuka di Auditorium FK-KMK UGM pada Senin (29/9/2025), dr. Sakti memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Suplementasi N-Acetylcysteine (NAC) dan Aspirin Dosis Rendah terhadap Cedera Iskemik-Reperfusi pada Torsio Testis dalam Model Tikus: Kajian pada Spermatogenesis, Enzim Antioksidan, Inflamasi, dan Apoptosis”.

Penelitian dr. Sakti berlatar pada torsio testis yang menjadi kegawatdaruratan urologi, ditandai dengan terhentinya aliran darah ke testis serta menimbulkan risiko cedera iskemik-reperfusi (IR) yang memicu stres oksidatif, inflamasi, dan apoptosis. Walaupun sudah dilakukan tindakan orkidopeksi, cedera IR masih dapat menyebabkan penurunan fertilitas. Antioksidan seperti N-acetylcysteine (NAC) dan aspirin dosis rendah diketahui memiliki potensi protektif terhadap cedera IR melalui mekanisme antioksidatif dan antiinflamasi.

Melalui disertasinya, dr. Sakti menilai pengaruh pemberian NAC, aspirin dosis rendah, serta kombinasi keduanya terhadap spermatogenesis, tingkat ekspresi mRNA enzim antioksidan (SOD1, GPx), mRNA marker inflamasi (MCP-1, TNF-α), dan marker mRNA apoptosis (Caspase3, BAX) serta protein apoptosis(p53) pada model tikus dengan cedera IR akibat torsio testis.

“Ide ini berangkat dari pengalaman klinis kami dan beberapa data yang ditujukan di publikasi, bahwa pada pasien-pasien dengan torsio testis, ketika dilakukan orkidopeksi ternyata sebagian mengalami atrofi testis. Sehingga, apakah ada cara-cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah efeknya di kemudian hari? Kemudian saya berpikir untuk melakukan intervensi farmakologis,” terang dr. Sakti.

Hasil penelitiannya menunjukkan, baik NAC maupun aspirin memiliki potensi protektif terhadap cedera testis akibat torsio, terutama melalui mekanisme antioksidatif, antiinflamasi, dan antiapoptosis. Kombinasi keduanya memberikan efek sinergis yang lebih kuat. Meskipun begitu, kombinasi keduanya belum cukup untuk memperbaiki gangguan spermatogenesis yang telah terjadi.

Oleh karena itu, menurut dr. Sakti, diperlukan penelitian lanjutan untuk mengevaluasi waktu pemberian, dosis optimal, durasi pengobatan, serta efek jangka panjang terhadap fungsi reproduksi. Diperlukan juga pengujian pada model klinis untuk mengonfirmasi apakah hasil yang ditemukan pada model hewan ini dapat diterapkan pada manusia secara efektif dan aman.

“Penelitian pada torsio testis kebanyakan memang masih dalam taraf hewan coba. Untuk bisa ditranslasikan ke level manusia, tentu saja masih butuh fase-fase seperti uji toksisitas safety profile, walaupun memang NAC sudah 40 tahun sebagai mukolitik harusnya aman saja ketika diberikan pada populasi manusia. Namun, apakah benar nanti ketika diberikan pada pasien dengan torsio testis ini suplementasi NAC preoperatif akan bisa memberikan efek? Itu yang masih menjadi PR. Namun, saya kira bisa visible dengan memberikan NAC pada pasien torsio sebelum operatif, untuk mencegah efek buruk dari komplikasi torsio testis, yaitu infertilitas, di kemudian hari,” ujar dr. Sakti.

Penelitian yang dilakukan oleh dr. Sakti turut mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs). Disertasinya mendukung SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera serta SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur karena melibatkan MicroRNA (miRNA) dalam penelitian serta mendorong inovasi terkait penanganan cedera iskemik-reperfusi pada torsio testis. Selain itu, penelitian dr. Sakti juga mengimplementasikan SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan terkait perkembangan pendidikan untuk keberlanjutan, utamanya pendidikan kedokteran urologi, serta bermanfaat pada kesehatan global dan membuka kemitraan global untuk menangani torsio testis. (Penulis: Citra/Humas).