Doktor Baru FK-KMK UGM Teliti Pengaruh Algoritma INA-MBD of Unknown Origin terhadap Time to Diagnosis dan Cost to Diagnosis

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) meluluskan mahasiswa Program Studi Doktor sekaligus dosen Departemen Ilmu Bedah FK-KMK UGM, Dr. dr. Yuni Artha Prabowo Putro, Sp.OT., Subsp.Onk.Ort.R(K), dengan predikat Cumlaude. Dalam ujian terbuka di Auditorium FK-KMK UGM pada Jumat (21/7), dr. Yuni memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Algoritma Indonesia Metastatic Bone Disease (INA-MBD) of Unknown Origin terhadap Time to Diagnosis dan Cost to Diagnosis”.

Penelitian dr. Yuni berlatar pada pasien Metastatic Bone Disease (MBD) of unknown origin membutuhkan waktu sekitar empat bulan hingga diagnosis dapat ditegakkan. Hal tersebut dikarenakan belum adanya kesepakatan dalam diagnosis dan penanganan MBD of unknown origin. Untuk itu, diperlukan algoritma tatalaksana MBD of unknown origin yang disusun secara sistematis dan berbasis bukti sehingga dapat mengatasi permasalahan tersebut.

“Kasus MBD ini sebenarnya merupakan penyebaran dari tumor primer yang asalnya dari organ jauh, bukan dari tulang, yang kemudian menyebar ke tulang. Seperti kita ketahui, tulang menjadi tempat ketiga dalam penyebaran metastatic ini, ketika dokter Orthopaedi mendapatkan kasus metastatic ke tulang yang asalnya, sumbernya, sudah diketahui sebelumnya,” kata dr. Yuni.

Hasil penelitiannya menyimpulkan, implementasi algoritma INA-MBD dalam penanganan kasus metastatic bone disease of unknown origin dapat mempersingkat time to diagnosis dan mengurangi cost to diagnosis. dr. Yuni mengatakan, hasil tersebut tak lepas dari evidence-based medicine yang memiliki tiga tahapan, yaitu bukti ilmiah, pengalaman sebagai klinisi, dan informed consent kepada pasien.

“Kami mengawalinya dengan melakukan suatu systematic review, di mana systematic review yang sudah kami publikasikan di tahun 2024 kemarin menemukan langkah untuk bisa membuat suatu Algoritma. Jadi, Algoritma yang kami bikin ini sudah menenuhi syarat secara ilmiah. Yang kedua adalah apa yang dilakukan oleh pengalaman kami sebagai klinisi. Tentu dengan hadirnya guru-guru kami dengan teman sejawat Orthopaedi, kami berharap agar Algoritma ini bisa diaplikasikan secara klinis dalam praktik sehari-hari. Terakhir, tentu dengan adanya Algoritma ini, kami dalam memberikan informed consent kepada pasien, memberikan pilihan terhadap terapi untuk pasien-pasien kanker, juga lebih enak,” terang dr. Yuni.

Ujian terbuka Program Studi Doktor pada penelitian dr. Yuni Artha menjadi bagian dari upaya FK-KMK UGM dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. (Penulis: Citra/Humas).