Diskusi Raboan Bahas Dilema Tatalaksana Nyeri Kronis

FK-KMK UGM. Program Studi Magister Bioetika Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan Pusat Kajian Bioetika dan Humaniora Kedokteran FK-KMK UGM kembali mengadakan forum diskusi mingguan “Raboan” pada Rabu (17/07) dengan tema “Dilema Bioetika dalam Tatalaksana Nyeri Kronis,” yang diselenggarakan secara daring.

Diskusi ini mengundang dr. Arsyzilma Hakiim, M.H.M.Bio.Et, seorang alumnus Magister Bioetika UGM yang kini mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Jember, sebagai narasumber. Dalam paparannya, dr. Arsyzilma membahas berbagai aspek tatalaksana nyeri kronis, termasuk prinsip-prinsip bioetika yang sering menjadi sumber dilema dalam praktik medis. Ia menekankan pentingnya memahami kompleksitas kasus-kasus ini, di mana kebutuhan medis pasien sering kali harus diseimbangkan dengan nilai dan keyakinan pribadi mereka.

Salah satu poin utama yang dibahas adalah kerangka kerja kaldjian (kaldjian framework), yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menangani dilema bioetika dalam perawatan pasien dengan nyeri kronis. Kerangka ini mencakup lima komponen utama: perawatan dan pemeriksaan medis yang sesuai dengan kebutuhan pasien, tujuan perawatan yang jelas, nilai dan keyakinan pasien, konsep kesehatan, serta aspek perkembangan manusia.

Di penghujung acara, dr. Arsyzilma menekankan bahwa dalam hubungan antara dokter dan pasien, penerapan prinsip-prinsip bioetika bukanlah hal yang mudah. Ia menegaskan pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai keinginan dan tujuan pasien, khususnya dalam konteks nyeri kronis, serta memastikan bahwa pilihan-pilihan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan medis pasien. Pemaparan ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya SDG 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, yaitu memastikan kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan semua orang

Acara “Raboan” ini tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang bioetika dalam tatalaksana nyeri kronis tetapi juga mendukung SDGs 4 Pendidikan Berkualitas. Dengan demikian, forum ini berperan penting dalam memajukan pengetahuan dan pemahaman bioetika di kalangan praktisi kesehatan dan akademisi, serta memperkuat kerjasama internasional dalam bidang kesehatan. Selain itu, juga sesuai dengan SGD 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, karena kegiatan ini melibatkan alumni sebagai narasumber. (Penulis: Tim Bioetika/Editor:Sitam).

Berita Terbaru