Diskusi dan Lokakarya Penguatan Peran Pelaku Usaha dalam Upaya Percepatan Pencegahan Stunting di Provinsi DIY

FK-KMK UGM. Diskusi dan Lokakarya Penguatan Peran Pelaku Usaha Dalam Upaya Percepatan Pencegahan Stunting merupakan salah satu rangkaian kegiatan Penguatan Pentahelix untuk Jogja ISTIMEWA: Inisiasi Sinergi oleh Perguruan Tinggi Menuju Kawasan Bebas Stunting yang didanai oleh hibah Kedaireka Matching Fund dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemendikbudristek – dikti RI).

Kegiatan yang dihadiri oleh 26 orang perwakilan pelaku/badan usaha di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di The 101 Tugu Hotel, Yogyakarta diselenggarakan oleh Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyakarat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Dr. Siti Helmyati, M.Kes selaku Ketua PKGM FK-KMK UGM dan Endang Setiorini S.Sos. MM dari Direktorat Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN yang mewakili Ketua BKKBN. Dalam sambutannya, Endang menjelaskan program-program yang telah dilakukan oleh BKKBN dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia, di antaranya pembentukan tim pendamping keluarga (TPK), pengembangan aplikasi Elsimil, serta perbaikan sanitasi tempat tinggal masyarakat yang berisiko stunting. Endang juga mengajak seluruh pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam berbagai program penurunan stunting di wilayah DIY pada khususnya, dan di seluruh Indonesia pada umumnya.

Sesi pertama kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan pemenuhan hak maternitas, layanan dan fasilitas kesehatan bagi pekerja wanita kepada para pelaku usaha, yang dimoderatori oleh Dr. Toto Sudargo, M.Kes. Narasumber pertama, Dr. dr. Emy Huriyati, M.Kes dari Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM membawakan materi tentang permasalahan kesehatan dan gizi pekerja di Indonesia. Menurut Emy, masalah terkait kesehatan pekerja di Indonesia sangat beragam, mencakup malnutrisi, kesehatan ibu dan anak, penyakit menular dan tidak menular, kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja, hingga gangguan mental. Narasumber kedua, Yayuk Hartriyanti, M.Kes dari Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM membawakan materi tentang urgensi dan manfaat pemenuhan hak maternitas, fasilitas dan layanan kesehatan bagi pekerja wanita. Yayuk menekankan bahwa ketika hak pekerja wanita terpenuhi, maka kesehatan ibu dan anak akan tercapai. Hal ini akan memberi dampak positif bagi perusahaan melalui peningkatan produktivitas dan penurunan angka absensi pekerja, serta bagi pekerja itu sendiri, karena akan berdampak pada peningkatan status gizi pekerja wanita dan penurunan angka stunting pada anak.

Pada sesi kedua, topik bahasan berfokus pada pengarustamaan isu stunting dalam kegiatan corporate social responsibility (CSR) pelaku/badan usaha sebagai upaya percepatan pencegahan stunting. Sesi ini dipandu oleh Dr. Siti Helmyati, M.Kes selaku moderator. Narasumber pertama, Doddy Bagus Djatmiko, SE, Akt CA selaku Kepala Subbidang Kesejahteraan Rakyat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) DIY memaparkan tentang pengalaman kolaborasi pemerintah daerah dan CSR dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak di DIY. Narasumber kedua, Sri Indaryati dari Forum CSR Indonesia menjelaskan tentang potensi pengembangan kegiatan CSR untuk mendukung percepatan penurunan stunting di DIY. Sesi kedua ditutup dengan paparan materi oleh Endah Prasetyoningtyas, Public Relation Manager PT. Sarihusada Generasi Mahardhika yang membahas tentang implementasi CSR bidang kesehatan yang berkelanjutan. Endang menegaskan bahwa kunci dari penanganan stunting adalah sinergitas. Penanganan stunting tidak hanya tugas pemerintah, tetapi juga memerlukan peran multi stakeholder, salah satunya dari dunia usaha dengan menyesuaikan jenis usaha yang dilakukan.

Memasuki sesi ketiga, telah dilakukan diskusi dengan para pelaku/perwakilan badan usaha yang dibagi menjadi dua (2) kelompok diskusi. Di kelompok pertama, topik diskusi yang dibahas adalah tentang hak kesehatan pekerja wanita dengan difasilitasi oleh Yayuk Hartriyanti, M.Kes. Diskusi ini diikuti oleh 10 instansi/badan usaha, yakni PT Medarindotex, PT Mataram Tunggal Garment, Sidodadi Catering, CV Shana Sejahtera, PT Mitra Adi Jaya, PT Adi Satria Abadi, Restoran Pengilon, Healthyplate, PT Taru Martani 1918, serta Salsa Catering. Sementara itu, diskusi kelompok kedua mengangkat topik pengarustamaan isu stunting dalam kegiatan CSR dengan difasilitasi oleh Dr. Toto Sudargo, M.Kes. Diskusi kelompok kedua ini juga diikuti oleh 13 instansi/badan usaha, yaitu BKKBN Perwakilan DIY, Gizigo.id, PT Angkasa Pura 1, Sidodadi Catering, BEI Yogyakarta, Bank BPD DIY, The 101 Tugu Yogyakarta Hotel, Kadin DIY, P3 Nusantara, PT Natural Disain Ciptalaras, PT Lestari Mandiri Perkasa, Agensi Cornelia & Co, serta PT Medarindotex.

Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama tim pelaksana dan para peserta lokakarya. Dengan adanya kegiatan ini, para pelaku usaha menegaskan komitmen mereka untuk menjamin pemenuhan hak-hak maternitas, layanan dan fasilitas kesehatan bagi pekerja wanita di perusahaannya, serta untuk mulai mengangkat isu stunting dalam aktivitas CSR perusahaan demi mewujudkan Provinsi DI Yogyakarta yang bebas stunting. (Kontributor: Salwa Kamilia/PKGM FK-KMK)