Digitalisasi Kesehatan untuk Mendukung Smart City

FKKMK-UGM. Gerakan menuju 100 smart city sudah dilakukan pemerintah sejak tahun 2017. Pada tahun itu juga sebanyak 25 kabupaten/kota sudah terlibat. Pada tahun 2018 ini, rencananya 75 kabupaten/kota akan terlibat dalam gerakan ini.

Kelompok Kerja (Pokja) Informatika Biomedis Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dalam rangkaian kegiatan Annual Scientific Meeting (ASM) 2018 menyelenggarakan acara seminar,”Digitalisasi Kesehatan untuk Mendukung Smart City, Kamis (28/3) di gedung Auditorium.

“Setelah Electronic Medical Record (EMR) maupun big data analysis dalam program ASM tahun-tahun kemarin, saat ini kita akan membahas lebih mendalam tentang smart city dalam konteks kesehatan,” ungkap Koordinator Pokja Informatika Biomedis, dr. Lutfan Lazuardi, PhD.

Lutfan juga berharap bahwa dengan adanya forum seminar ini mampu menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang akurat dan terarah dalam mendukung upaya pelayanan, promotif, maupun preventif.

Konsep smart campus sendiri sudah diwacanakan sebagai cita-cita FKKMK UGM. Salah satu hal yang sudah tampak di FKKMK UGM adalah adanya smart building, sebagai ikon gedung Pascasarjana Tahir Foundation, yang diresmikan beberapa waktu lalu.

“Kami meyakini bahwa digitalisasi memang sangat diperlukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Memang tidak mudah untuk menerjemahkan konsep smart city di lapangan, oleh karenanya forum diskusi hari ini tidak hanya menjadi tataran konsep akan tetapi secara riil bisa diterapkan,” ujar Wakil Dekan Bidang Penelitian FKKMK UGM, dr.Yodi Mahendradhata, PhD., saat memberikan sambutan.

“Pada tahun 2045, diperkirakan 82,37 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan. Untuk menjawab permasalahan sekaligus memanfaatkan potensi ini secara efektif, maka pemerintah kota harus memanfaatkan teknologi,” ungkap perwakilan dari Kementerian Kominfo, Lina Wardiya Ningsih, S.Kom., MPA.

Lina Wardiya juga menambahkan bahwa smart city bisa didefinisikan sebagai sebuah konsep pengembangan dan pengelolaan kota dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menghubungkan, memonitor dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien. Dengan adanya konsep ini maka diharapkan pelayanan warga bisa maksimal serta mampu mendukung pembangungan berkelanjutan.

Agenda seminar ini juga dihadiri oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Kota Makasar, dr. Hj. Sri Rimayani, SpKK yang memaparkan smart city di kota Makasar, sebagai proses pembelajaran bersama dalam tataran implementasi. (Wiwin/IRO).