Deteksi Kehamilan di Luar Kandungan Sejak Dini

FK-KMK UGM. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim, biasa disebut dengan kehamilan di luar kandungan. Lokasi terjadinya kehamilan ektopik berbeda-beda, bisa terjadi pada tuba atau abdominal. Apabila tidak segera mendapatkan penanganan, kehamilan ektopik dapat berakibat fatal bagi ibu.

Paparan ini disampaikan oleh Dr. dr. Cahyono Hadi, SH., Sp.O.G., Subsp.F.E.R dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-KMK UGM dalam Bincang Sehat RAISA (Radio Indonesia Sehat) yang berjudul “Kehamilan di luar Kandungan”, Selasa (4/4).

Penyebab atau faktor risiko kehamilan ektopik ada beberapa macam. “Apabila seseorang sudah pernah mengalami kehamilan ektopik, kemungkinan ia akan mengalaminya lagi menjadi lebih tinggi. Selain itu, riwayat penyakit menular juga menjadi salah satu faktor risiko yang memicu terjadinya kehamilan ektopik,” jelas dr. Cahyono.

Menurut dr. Cahyono, gejala yang terjadi jika seseorang mengalami kehamilan ektopik adalah rasa nyeri pada perut akibat pecahnya embrio pecah. Namun, perlu diingat bahwa sebelum mengatakan seseorang mengalami kehamilan ektopik, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa ia benar-benar sedang hamil. “Kehamilan bisa dipastikan dengan melakukan tes kehamilan dan pemeriksaan USG,” tambahnya.

Untuk mendeteksi terjadinya kehamilan ektopik, pemeriksaan kehamilan sejak dini sangat dianjurkan. Dengan mengetahui kondisi kehamilan sejak awal, kehamilan ektopik bisa lebih awal terdeteksi dan mendapat tindakan.

Ada 2 jenis perawatan yang dilakukan kepada pasien, yaitu dengan obat-obatan dan operasi. Pada awalnya, pasien akan diperiksa apakah memenuhi syarat perawatan dengan obat. “Tensi stabil, dokter punya bukti bahwa tuba belum pecah, serta ada komitmen dari pasien untuk follow up,” jelas dr. Cahyono. Apabila pasien tidak memenuhi syarat tersebut, ia harus menjalani tindakan operasi.

Kegiatan ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) yang ke-3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera, hal ini dikarenakan menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua usia. (Nirwana/Reporter – Editor/Lucia Widartini).